Tuesday 19 April 2016

Mengejar Bayangan














Seiring waktu berjalan,zaman pun terus bergulir,tahun demi tahun terlampaui,abad demi abad terlewati,dan milenium demi milenium terlangkahi.Kini kita telah memasuki sebuah era baru yang kita kenal dengan era globalisasi.sebuah era dimana kecepatan,kegigihan dan kecerdikan mendominasi.Kita bisa merasakan betapa pesatnya teknologi berkembang dan semakin memanjakan untuk mendukung kebutuhan manusia yang seolah berlari dikejar waktu.

Banyak orang terjebak dalam permainan kehidupan yang sangat melelahkan namun tak juga berhasil menuju pencapaian,sebuah fenomena yang oleh Robert T. Kiyosaki diberi nama “Jebakan Tikus.”

Kita dipaksa untuk berlari kencang mengejar tuntutan hidup yang semakin tidak realistis,acara televisi yang selalu menampilkan gaya hidup orang atas semakin membuat kita kehausan.Berkembangnya teknologi yang seharusnya membantu kehidupan kita justru malah menjadi semacam beban buat kita,kita tertawan oleh rasa gengsi berlebih dan merasa tersaingi tatkala seorang tetangga memiliki HP keluaran terbaru.

Manusia pun mondar-mandir ke segala penjuru bumi tanpa mengenal waktu siang maupun malam,mereka menguras keringat dan membanting tulang demi kebutuhan yang tak pernah dapat tercukupi,mereka bekerja bukan lagi sekedar mencari nafkah dan penghidupan,tapi lebih dari semua itu,mereka berusaha membeli “image.”

Mungkin ungkapan bijak ini cukup untuk bisa memberikan gambaran,”Dunia ini bisa mencukupi kebutuhan seluruh makhluk hidup,namun tidak akan pernah bisa mencukupi seorang manusia yang tamak.”

Ada kisah nyata tentang sebuah keluarga yang mengalami nasib yang tragis hanya demi membayar sebuah gengsi.Ada seorang anak kecil berusia 4 tahun yang tinggal bersama pengasuhnya karna kedua orangtuanya sibuk bekerja.

Suatu ketika saat pengasuh tersebut sedang lengah,putri dari keluarga tersebut membawa krayon di garasi mobil ayahnya,ia berusaha meluapkan kerinduannya pada orangtuanya yang selama ini tidak pernah sempat menemaninya,dengan sebatang krayon ia menggambar sebuah keluarga dimana seorang anak bergandengan tangan dengan ayah ibunya di sebuah taman.Sebuah kesalahan yang sangat fatal bagi sang anak karna ia menjadikan mobil kebanggaan sang ayah sebagai media menggambarnya.

Begitu ayahnya pulang,si kecil pun langsung berlari kepadanya,dengan senyum kebanggaan dia menggandeng tangan ayahnya untuk memperlihatkan hasil karyanya.Betapa kaget sang ayah melihat mobil kesayangannya yang dibeli dengan tetesan keringat kotor oleh coretan krayon anaknya sendiri.Raut mukanya merah padam penuh amarah dan dengan tanpa menaruh belas kasihan sang ayah mengambil sebuah tongkat untuk memukuli kedua tangan putri kecilnya tersebut.

Hari demi hari berlalu,ternyata luka di kedua tangan si kecil menyebabkan infeksi,ketika ia dibawa ke Rumah Sakit,keluarga tersebut harus menerima kenyataan yang sangat mengejutkan…kedua tangan putrinya harus diamputasi.

Ayah dan ibu anak tersebut hanya bisa menangis terisak menyesali nasib tatkala buah hatinya bangun dari tidurnya dan mendapati kedua tangannya telah tiada,gadis kecil itu menangis dan memohon pada ayahnya yang hanya bisa diam membisu,”Ayah…ayah..aku menyesal…aku janji takkan mencorat-coret mobil ayah lagi…tapi ayah…tolong kembalikan tanganku…kalau tanganku ayah sembunyikan,bagaimana aku bisa makan?bagaimana aku bisa bermain?ayah…tolong kembalikan tanganku ayah…aku janji takkan mencorat-coret mobil ayah lagi…”

Bermegah-megahan telah melalaikan kamu Sampai kamu masuk kedalam kubur Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui Kemudian sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui Sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti Niscaya kamu benar-benar akan melihat Neraka Jahim Kemudian kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri Kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (dari bermegah-megahan itu)

{QS at-takatsur}

Di era yang berjalan serba cepat ini,dunia menjadi semacam ajang kompetisi dimana hanya yang terkuat saja yang menang,setiap orang_kecuali segelintir orang yang cukup bijak dalam menyikapi hidup_saling berlomba untuk meraih tangga teratas.

Setiap orang menjadi waspada dan saling curiga terhadap rekan sendiri,tiada lagi rasa saling percaya,semua tergantikan oleh topeng kepalsuan,mereka saling berebut,memukul dan mendorong.Sahabat karib dijadikan batu pijakan,senyum manis hanya menjadi sebuah kemasan,dunia ini menjadi tak lebih dari sebuah kontes.

Dunia ini panggung sandiwara Ceritanya mudah berubah Kisah Mahabrata atau tragedi dari Yunani Setiap kita dapat satu peranan Yang harus kita mainkan Ada peran wajar dan ada peran berpura-pura Mengapa kita bersandiwara? Mengapa kita bersandiwara? Peran yang kocak bikin kita terbahak-bahak Peran bercinta bikin kita mabuk kepayang Dunia ini penuh peranan Dunia ini bagaikan jembatan kehidupan

[Nike Ardila]

Manusia semakin diliputi oleh kecemasan dan kegelisahan yang seolah tiada ujung pangkalnya,duniapun seolah semakin diliputi oleh awan hitam kegelapan.Dengki,dendam,keserakahan,benci,iri hati,kesombongan dan kesia-siaan semakin menggerogoti hati nurani.

Manusia diliputi rasa khawatir dan ketakutan,bahkan mereka menjadi takut oleh bayangan hitam mereka sendiri.Manusia berpikir bahwa tiada jalan lain untuk mendapatkan rasa aman kecuali setelah mendapatkan 3 hal:harta,jabatan dan popularitas.

Tergiur oleh angan-angan kosong,manusiapun menjual dirinya demi beberapa lembar uang.Berkurangnya waktu hidup mereka dinilai dengan berapa jumlah harta benda yang mereka miliki,hal ini sesuai dengan slogan yang senantiasa mereka teriakkan,”waktu adalah uang.”Padahal Nabi Muhammad saw pernah bersabda,”andai diberikan satu gunung emas kepada manusia,niscaya dia masih tetap menginginkan gunung emas kedua.”

Manusia mengira bahwa dengan uang kita bisa membeli segalanya, apakah benar begitu? Mari kita teliti, apa saja yang dapat dibeli dengan uang :

1. Ranjang, bukan tidur
2. Buku, bukan pengetahuan
3. Makanan, bukan selera
4. Dandanan bukan kecantikan
5. Bangunan, bukan rumah
6. Obat, bukan kesehatan
7. Kemewahan, bukan kenyamanan
8. Kesenangan, bukan kebahagiaan
9. Agama, bukan keselamatan

Lalu,dengan pola kehidupan yang selalu dilalui dengan pengejaran seperti ini,bagaimanakah mungkin mereka bisa mendapatkan ketentraman?Mungkin benar,dengan harta yang mereka miliki mereka dapat membeli banyak hal termasuk kesenangan,tapi sungguh,mereka tidak akan sanggup untuk membeli kebahagiaan meski hanya sebutir,karna kebahagiaan itu lahir dari dalam hati yang bersih,kita tidak perlu mencarinya diluar sana.

Maka marilah kita mencoba bersikap bijak dan menggunakan akal sehat yang telah dikaruniakan Allah kepada kita.Memang,kita tidak akan sanggup untuk merubah dunia yang penuh dengan muslihat seperti ini,tapi setidaknya kita bisa mengendalikan dan merubah cara pandang kita terhadap dunia.

Beragam kisah telah menjadi bukti bahwa telah banyak manusia yang hidup dalam limpahan kebahagiaan dan ketentraman batin meskipun perbendaharaan dunia tidak berada dalam genggamannya.

Mari kita renungkan perkataan Sufyan Ats-Tsaury yang telah merasakan pahit manisnya kehidupan dan tetap dapat menikmati kehidupannya meskipun ia terbiasa tidur beralaskan tanah :

“Garam dan kuah akan mencukupimu dari sesuatu yang karnanya pintu ditutup dan karnanya juga orang-orang menjadi kikir,dan kamu minum dari air sungai Furat,hanya dengan makan seperti ini kamu telah bisa menandingi orang-orang yang makan Tsarid yang dilunakkan,kamu sudah bisa bersendawa seperti halnya mereka juga bersendawa,seolah-olah kamu habis makan berbagai macam makanan Khabish.”

Lalu,sebenarnya apa yang membedakan?Seorang raja makan 3x sehari maka kita pun makan 3x sehari,seorang milyuner tidur 8 jam sehari maka kitapun tidur 8 jam sehari.Kebahagiaan tidak tergantung dengan apa yang sudah kita miliki tapi dari cara kita menyikapinya.

Meskipun kita berada dibalik penjara dibalik terali besi,kita masih bisa melayangkan penglihatan kita kearah cakrawala atau mengeluarkan bunga Melati dari saku kita,lalu kita cium baunya yang harum dan tersenyum.Meskipun kita berada dalam Istana dengan pakaian yang mahal dari kain sutra yang tebal dan tipis,bisa saja kita berbelasungkawa atau marah dan mengamuk karna emosi terhadap urusan rumah tangga,keluarga dan harta benda kita.

Memang tidak dapat dipungkiri bahwa dunia yang kita kejar itu begitu hijau nan menarik hati,warnanya yang gemerlap membuat pandangan mata kita tersilaukan.Tapi bagi Allah dunia ini begitu remeh dan hina sehingga ia tidak rela jika dunia menjadi tempat menetap kekasih-kekasih-Nya,karna Allah telah menyediakan sebuah tempat yang jauh lebih pantas bagi makhluk yang dicintai-Nya,yaitu syurga yang kekal abadi.


"...dan janganlah engkau tujukan pandangan matamu kepada kenikmatan yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka,(sebagai) bunga kehidupan dunia,agar Kami uji mereka dengan (kesenangan) itu.Karunia Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal."
{QS.Thooha:131}

winapurwokoadi.blogspot.com

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

2 comments:

 
biz.