Monday 27 February 2017

Humor Islami









Harga Sejarah Sungai

Seorang wisatawan ingin menyebrangi sungai Thabariyah dan bertanya kepada pemilik perahu, “Berapa biaya menyebrangi sungai ini dengan perahumu?”

Sang pemilik perahu menjawab, “200 dolar.”

“Mahal sekali !” Wisatawan itu terkejut.

Pemilik perahu menjelaskan, “Mungkin itu mahal, tapi Anda harus ingat, ini adalah sungai bersejarah, sungai ini pernah dilalui Isa al-Masih dengan berenang.”

Wisatawan berkomentar, “Tidak heran ! Ketika Isa tahu harga sewa perahu begitu mahal, ia memutuskan untuk menyebrang menggunakan caranya sendiri.”




Bumerang Kambing Jantan

Kaum Muzayanah menawan Tsabit bin al-Mundzir, ayah Hasan bin Tsabit. Lalu mereka menyatakan jika ingin ditebus, tebusannya haruslah seekor kambing. Maksud mereka, mereka ingin menghina Tsabit bahwa dirinya hanya seharga kambing jantan. Kaum Tsabit pun marah. Tapi Hasan memberikan apa yang mereka minta. Saat acara penyerahan dilakukan, Hasan berkata sembari menunjuk kambing yang dibawa, “Berikanlah saudara mereka ini kepada mereka, dan ambillah saudara kalian !”





Aku Berani Jadi Target Sasaranmu

Ada seorang cendekia melihat seorang laki-laki berlatih memanah dengan membidik sebuah target tembakan. Namun, tembakannya selalu melenceng ke kanan atau ke kiri. Lalu cendekia itu duduk persis di tempat target tembak. Si laki-laki bertanya, “Mengapa Anda duduk di situ?” Dia pun menjawab, “Sebab menurutku, ini adalah tempat yang paling aman.”





Bertemu Seribu Musuhpun Ok !

Ada yang bilang kepada Basyar bin Zaid bahwa ada seorang lelaki yang tidak peduli dengan jumlah musuh yang dihadapinya, mau satu atau seribu orang sama saja. Lalu Basyar menimpali, “Itu benar. Sama saja karena dia lari dari satu musuh sebagaimana dia lari dari seribu musuh.”





Tidak Logis

Seorang lelaki buta menikahi seorang wanita yang sebenarnya tidak cantik. Suatu hari istrinya berkata, “Allah telah memberimu wanita tercantik, meskipun kau tidak bisa melihatnya.”

Sang suami menjawab, “Aneh, apakah para lelaki yang tidak buta tidak melihatmu?”





Kasih Khalifah Pada Seekor Burung

Suatu hari Khalifah al-Mutawakil menembak seekor burung dengan panah, namun tembakannya meleset. Bawahannya berkomentar, “Baik sekali, tuanku !”

Al-Mutawakil pun merasa kesal dan berkata, “Kau menghinaku ! Bagaimana bisa aku dianggap baik sekali ?!”

Si bawahan menjawab, “Maksudku Anda baik sekali terhadap burung itu.”





Penghasilan Sesuai Modal

Seorang pencuri menjual keledai hasil curiannya di Pasar. Namun sayang, hewan itu malah dicuri oleh orang lain. Dalam perjalanan pulang ke rumahnya, ia ditanya, "Berapa engkau jual keledaimu?”

Ia menjawab, “Sesuai dengan modal.”





Supaya Bajumu Tidak Dicuri

Dikisahkan, seseorang bertanya kepada ahli fikih, “Jika aku menanggalkan pakaianku lalu mencebur ke sungai untuk mandi (janabat), apakah aku harus menghadap kiblat?”

Ahli fikih itu menjawab, “Menghadaplah ke arah pakaianmu yang telah engkau lepaskan.”





Mimbar Bertangga

Suatu hari al-Mutawakil berkata kepada para pejabatnya, “Tahukah kalian apa yang menyebabkan sebagian kaum muslimin kurang menyukai Utsman?”


“Kami tidak tahu.” Jawab mereka.

Al-Mutawakil berkata, “Ada beberapa hal, diantaranya, setiap berkhutbah, Abu Bakar selalu berdiri di anak tangga mimbar yang diinjak Rosulullah shallallahu ‘alaihi wassalam. Kemudian Umar selalu memilih anak tangga di bawah Abu Bakar. Tetapi Utsman malah naik ke atas mimbar (yang diinjak Rosulullah) !”

Salah seorang dari mereka menyela, “Wahai Amirul Mukminin, kalau begitu tidak ada yang lebih besar jasanya terhadapmu melebihi Utsman.”

“Mengapa begitu?” Tanya beliau.

“Sebab, seandainya setiap Khalifah harus memilih anak tangga dibawah anak tangga yang diinjak Khalifah sebelumnya, maka Anda akan berkhutbah pada kami dibawah sumur Jaula’.” Ujarnya.

Al-Mutawakil tersenyum dan diiringi tawa orang-orang yang ada di majelis.






Sumber :
Tersenyumlah
Dr. Aidh bin Abdullah al-Qarni


 
biz.