Thursday 16 April 2015

Indonesia Kebanggaanku



Ada banyak cara mendapatkan kebahagiaan, salah satunya adalah dengan bersyukur. Tentu saja, orang tidak akan pernah bisa dikatakan bahagia kalau setiap hari selalu dilalui dengan keluhan. Ada buanyaakk sekali hal yang harus kita syukuri. Tapi karna dalam Obrolan Petang kali ini aku ingin membahas tentang cinta tanah air, maka aku katakan, salah satu alasan kita harus bersyukur adalah karna kita telah ditakdirkan menjadi warga Negara Indonesia.

Banyak dari kita tidak menyadari betapa beruntungnya menjadi warga Negara Indonesia. Oke stop!! Jangan bicara tentang Politik maupun budaya Korupsi yang sedang melanda Negeri ini. Tapi lihatlah banyaknya kondisi yang sepatutnya membuat kita harus dan wajib bersyukur  karna telah menjadi warga Negara Indonesia.

Aku yakin, sebenarnya banyak warga Negara lain merasa iri dengan kita. Pertama, lihatlah iklim Negri kita yang begitu bersahabat. Indonesia terletak di garis Katulistiwa sehingga mendapatkan iklim tropis. Iklim tropis adalah iklim yang paling bersahabat dari segala iklim di dunia. Kita tidak harus mengalami cuaca panas yang ekstrim maupun cuaca dingin yang ekstrim.



Dengan iklim tropis yang ada, tidak hanya kita. Bahkan binatang dan tumbuhan merasa nyaman. Lihatlah betapa banyak spesies Fauna dan Flora yang dapat bertahan hidup di Negri kita. Pohon-pohon rindang dapat dengan mudahnya kita tanam dipekarangan rumah untuk kemudian hasilnya bisa kita nikmati. Rambutan, Sawo, Jeruk, Pisang, Durian, Nanas, Manggis, de el es be dapat dengan mudah kita jumpai. Meskipun kita tidak turut menanamnya, kita masih bisa membelinya dengan harga yang sangat terjangkau. Di Negri lain, kita mungkin akan dibuat bosan dengan jenis buah yang itu-itu saja, tapi di Indonesia? Kita tinggal beli Sup Buah untuk menikmati beragam jenis buah-buahan dalam satu mangkuk.



Makanan pokok pula tak perlu susah-susah menanamnya. Tanah kita cocok untuk beragam jenis makanan yang kaya akan karbohidrat. Jika kita tinggal di Pegunungan, kita bisa menanam Jagung. Jika kita tinggal di dataran rendah, kita bisa menanam padi. Selain itu kita masih bisa mengkonsumsi beraneka jenis pangan penambah energi alternatif seperti ketela dan kentang. Singkatnya, kita dianugrahi Negri yang sangat subur seperti Negri kaum Saba’. Bedanya, Negri Saba’ akhirnya dilanda banjir besar yang menyebabkan pohon-pohonan disana tidak lagi menghasilkan buah yang manis. Sementara tanah di Negri kita, hingga kini masih begitu subur sebagaimana Negri Saba’ di masa lalu. Maka nikmat Tuhan-mu yang manakah yang kamu dustakan?

Dari segi Geografis, Negri kita sangat strategis dan dilalui oleh jalur perdagangan Luar Negri. Para pedagang  daratan Eropa atau Asia Timur mau tidak mau akan melintasi perairan kita untuk memasarkan dagangannya ke Asia dan Amerika, begitu pula sebaliknya. Dengan begitu, kita bisa menikmati beragam produk dagangan Mancanegara. Sebab itulah Indonesia tidak begitu tertinggal dalam hal menikmati produk Mancanegara.



Dari segi Budaya. Bisa dibilang tak ada Negara lain di dunia ini yang sanggup menandingi banyaknya keanekaragaman Seni dan Budaya Indonesia. Indonesia memiliki jumlah pulau terbanyak di dunia. Karna Indonesia adalah Negri kepulauan, maka antara satu dan lain tempat terpisah oleh lautan. Sebab itulah, tiap pulau bisa secara mandiri mengembangkan budayanya sendiri sehingga keanekaragaman budaya kita begitu berlimpah. Kita memiliki nilai lebih dibanding Negara lain dari segi Kesenian, Makanan Khas, bahasa, flora, fauna dan sebagainya.



Kesuburan tanah yang kita miliki, membuat Negri kita begitu kaya akan rempah-rempah. Dengan banyaknya jenis rempah-rempah yang dihasilkan menyebabkan banyaknya variasi masakan yang dapat kita buat. Kita tidak akan bosan dengan jenis masakan yang itu-itu saja. Kita bisa mengkombinasikan rasa manis, pedas, asin dan gurih sekehendak kita, dan mengarang jenis masakan sebanyak yang kita mau. Banyak dari kita kurang mensyukuri hal ini. Akupun baru menyadari ketika meninggalkan Indonesia. Karna terbiasa dengan masakan Indonesia yang kaya akan rempah-rempah maka tidak mudah menyesuaikan diri dengan citarasa masakan luar negri yang terasa hambar dan “anyep”.



Indonesia memiliki perairan yang begitu tenang. Karna aku sendiri pernah menjadi pelaut, maka aku bisa membandingkannya. Aku pernah merasakan seramnya melintasi Lautan Afrika dengan badainya yang menggulung, atau Lautan Argentine – Folkland yang sedingin es, atau Lautan Phillipines dengan Tornadonya. Selain ombaknya yang tenang, Lautan Indonesia begitu kaya akan keanekaragaman jenis perikanan. Dari Tuna, Baracuda, Tongkol, Lobster, Teri, de el es be banyak dijumpai di Lautan Indonesia.



Sebenarnya masih ada baaanyakk sekali alasan kenapa kita harus merasa bersyukur karna telah ditakdirkan menjadi rakyat Indonesia. Tapi poin-poin diatas aku rasa sudah cukup menggambarkan betapa kita harus bersyukur karna kita lahir di Indonesia, bukannya di Negara lain. Sebuah negri yang oleh orang Timur Tengah sana sering dikatakan sebagai gambaran Syurga. Meskipun… yeah, kita masih harus menghadapi banyak sekali Pe-er tentang kualitas sistem pemerintahan yang semrawut.


Meski begitu kita tak boleh berputus asa, sebagaimana kita telah berhasil melewati era Orde Baru yang penuh kesewenang-wenangan menuju era Reformasi. Hutang-hutang Negara di masa Orde Baru memang masih menumpuk, namun tatkala kita mendapatkan pemimpin yang tepat, aku yakin Negeri ini akan sanggup melunasi hutang-hutangnya untuk kemudian berkembang secara mandiri tanpa bergantung pada pihak lain… semoga. Kita telah memasuki era Reformasi dan itu merupakan satu tahap menuju kesuksesan. Era Reformasi berarti era dimana Rakyat tidak hanya menjadi penonton pertunjukan drama pemimpin Negri tapi juga turut andil didalamnya dan menjadi kendali bagi Pemerintahan agar tetap berpihak pada kesejahteraan Bangsa.

Friday 10 April 2015

Menjual Kehormatan



Salam keselamatan dan kesejahteraan semoga tercurah pada kalian. Sebelumnya kuucapkan terima kasih atas kunjungannya ke blog Obrolan Petang, aku harap kalian mendapatkan manfaat dari artikel yang aku tulis. Sebagaimana artikel ini aku masukkan ke dalam kategori Obrolan Petang, maka disini aku hanya membicarakan obrolan biasa, sekumpulan opini dan uneg-uneg yang ada dikepalaku. Baiklah, aku mengawali Obrolan Petang ini dengan judul “Menjual Kehormatan.” Well, judul yang agak horror juga ya? Karna itu aku harap bagi adik-adik yang masih duduk di bangku Sekolah untuk tidak melanjutkan membaca artikelku.

Kenapa aku mengangkat topik ini? Sebenarnya aku perlu mengangkat topik ini untuk mengimbangi beragam artikel sampah yang membicarakan tentang profesi pelacuran dan melakukan pembelaan terhadapnya dengan alasan kemanusiaan. Sebenarnya sih aku tidak tertarik membaca berita macam itu, tapi karna Facebook sering memberikan saran kiriman berita sampah macam itu sehingga akupun tertarik membacanya. Setelah aku membaca komentar para pembacanya, kudapati bahwa dunia serasa terbalik.

Kulihat beberapa orang baik yang mengingatkan bahwa profesi itu adalah profesi tercela malah di bully dan dihujat habis-habisan oleh komentator yang lain, dikatain sok sucilah, ikut campur urusan orang lainlah, de el el. Mungkin cara mengingatkannya yang salah atau mungkin karna memang dunia sudah menolak keberadaan orang baik. Saat itu aku tidak membelanya karna aku tau bahwa keikutsertaanku dalam perdebatan hanya akan memancing keributan. Sungguh aku merasa simpati terhadap orang baik itu, sehingga meskipun aku tidak bisa membelanya, semoga Allah kelak yang akan membelanya dan memuliakannya.

Sebenarnya buaaanyakk sekali artikel yang mengangkat tema dunia pelacuran kemudian memancing simpati dengan alasan kemanusiaan. Mungkin benar, itu hanya sebuah artikel, sebuah kumpulan huruf dan kata yang diketik. Tapi itu adalah sebuah pemikiran, dan pepatah bilang, “pemikiran itu lebih efektif untuk menghancurkan sebuah Negara dibandingkan granat dan senapan.”

Dengan banyaknya artikel pembelaan terhadap dunia pelacuran, tentunya akan berimbas dengan banyaknya dalih yang akan dilontarkan para wanita pemalas yang menginginkan kemewahan dengan cara yang instant. Mereka akan semakin pintar mengutip kalimat-kalimat dalam artikel pembelaan terhadap profesinya. Dan alasan yang paling klise adalah, “demi mencari sesuap nasi.” Tentu saja dalih mencari makan tidak bisa menjadi alasan. Untuk makan sehari-hari, dengan uang Rp 10.000 kurasa cukup untuk mengganjal perut. Dan setahuku, botol aqua bekas jika dikumpulkan dan dijual bisa mencukupi kalau hanya untuk mengganjal perut. Lain cerita kalau alasannya bukan lagi  “demi sesuap nasi” tapi demi “satu unit Android” atau “demi sepasang stel gaun modis” de el el, jika begitu maka mengumpulkan sampah memang tidak cukup.

Aku tahu bahwa aku bukan seorang alim yang mengerti soal agama, aku hanyalah manusia biasa yang juga suka bermain game, nonton Film dan mendengar musik. Tapi aku tahu, meskipun tanpa harus mencari dalil, bahwa pelacur adalah profesi rendahan. Sebuah profesi yang hanya akan dilakukan oleh wanita murahan yang tidak lagi punya rasa malu. Tidak ada yang namanya pelacur melainkan dia tidak memiliki yang namanya kehormatan. Bagaimana dia memiliki kehormatan sementara dia telah menjual kehormatannya demi lembar merah bergambar Soekarno-Hatta? Tanpa adanya kehormatan yang disandingnya, maka seekor belatung yang menggeliat diatas gundukan bangkai lebih bermartabat darinya.

Tidak ada harga diri bagi seorang pelacur. Titik. Terlaknatlah dia bagi siapapun yang bisa melaknat. Bumi dan langit merasa jijik dengan keberadaannya. Dan tidaklah dia berjalan di segala penjuru melainkan hanya menjadi malapetaka. Bagi seorang muslim, perzinaan adalah dosa besar yang menyebabkan terlarangnya pintu surga. Apalagi jika perzinaan itu dijadikan profesi, naudzubillahi min dzalik.

Lalu bagaimana jika dia melakukannya karna keadaan memaksa? Tidak ada alasan. Pelacur tetaplah pelacur. Entah itu demi mengobati kerabat yang sakit, entah itu demi membahagiakan orang tua. Alasan semacam itu tidak sedikitpun mengurangi kerendahan martabat seorang pelacur. Alasan baik tidak bisa dijadikan pembenaran bagi perbuatan hina. Jadi, jangan sekalipun, jangan mencoba, jangan tertarik dengan dunia pelacuran. Hanya wanita keji dan rendah yang hanya terpukau oleh ke Mahapengampunan Allah. Dia memasuki dunia pelacuran kemudian berniat bertaubat. Sungguh bodoh.

Benar. Allah itu Mahapengampun, Dia bisa mengampuni semua dosa tanpa kecuali, entah itu dosa besar ataupun kecil. Tapi Allah itu Mahamengadzab dan Mahamemaksa. Allah memilik hak prerogatif untuk tidak mengampuni dosa seorang hamba meskipun dia benar-benar bertaubat dan memperbaiki diri. Allah sanggup mengampuni dosa bukanlah berarti Allah akan mengampuni dosa.

Allah hanya mengampuni dosa manusia yang Dia rahmati saja, tidak yang lain. Ketika Allah merahmati seorang hamba, tak peduli betapapun besarnya dosa yang diperbuat, jika hamba itu kembali dan memperbaiki diri maka Allah ampuni dosanya tanpa kecuali. Tapi siapalah diri kita berani menjamin bahwa rahmat Allah tercurah kepada kita?

Karna itu aku mengajak pada orang-orang yang aku sayangi, terutama yang muslim, yang saat ini bergelimang dalam dosa besar… kembalilah. Bertaubatlah, boleh jadi Allah akan mengampuni dosa-dosamu. Sungguh,pernah ada seorang wanita pezina yang bertaubat dan memperbaiki diri, kemudian melakukan suatu perbuatan yang menyebabkan Allah merahmatinya kemudian Allah memasukkannya ke surga. Tinggalkan perbuatan terlaknat itu sebelum ajal menjemput, percayalah, ketika seseorang meninggalkan dosa karna Allah maka Allah PASTI akan memberikan jalan keluar bagi permasalahan hidupnya.

Apakah engkau khawatir atas rizkimu? Padahal bagaimana mungkin Allah yang mahapenyayang akan menelantarkan hamba-Nya yang hendak kembali? Apakah engkau khawatir dengan biaya pengobatan ayah dan ibu di rumah sakit? Cobalah cari solusi lain selain menjual diri. Apakah engkau tega ayah dan ibu bisa berjalan sehat sementara dia harus menanggung beban yang berat dari aib dunia akhirat?


Jadi, apapun yang terjadi, jangan pernah terpikir untuk mencari solusi dengan terjun ke dunia yang kotor dan najis itu. Dan jika engkau saat ini telah terjerumus kedalamnya maka tinggalkanlah segera tanpa menunda. Karna boleh jadi Allah akan merahmatimu ketika engkau meninggalkan profesi itu saat itu juga. Sungguh, demi Allah aku bukanlah orang yang suci, aku bukanpula orang yang terbebas dari dosa, tapi itu bukan alasan bagiku meninggalkan saudariku tercinta yang dianugrahi Allah dengan nikmat Islam untuk kembali.

 
biz.