Thursday 21 May 2015

Polemik Tilawah Langgam Jawa



Peringatan Isro’ Miroj di Istana Negara kemarin diwarnai sebuah polemik yang meskipun sepele tapi ternyata bisa menjadi berita utama. Peristiwa tersebut berkenaan dengan Mentri Agama yang membaca tilawah al-Quran menggunakan langgam Jawa. Sebenarnya aku heran kenapa hal semacam itu bisa menjadi berita besar, mungkin karna suasana politik yang sedang memanas atau karna disebabkan hal lain, padahal pembacaan Tilawah dengan Langgam bahasa Jawa sudah ada sejak pertama kali Islam tersebar di Jawa, jadi itu tidak bisa dikatakan sebagai hal yang baru.

Aku pribadi tidak termasuk kedalam golongan yang pro pada Tilawah berlanggam Jawa, tapi aku juga tidak begitu menentangnya. Hanya saja aku menyayangkan prilaku rakyat Indonesia yang begitu meributkan perkara tersebut. Padahal dirinya sendiri belum tentu bisa membaca basmallah sesuai tajwid. Belum lagi jika ditanya perihal mad, makhroj, gharibah, ghunnah, dsb. Jadi, daripada membuang waktu dan energi percuma, mending perbaiki bacaan sendiri.


Tilawah Langgam Jawa 

Buat yang kontra, aku akan sangat senang jika kalian mendengarnya sendiri terlebih dahulu untuk kemudian menunjukkan letak kesalahan tajwid pembacaan al-Quran berlanggam Jawa tersebut. Tidak perlu teori A, B dan C, cukup tunjukkan disebelah mana kesalahannya. Setelah itu bukalah al-Quran dan bacakanlah ayat yang sama dan perdengarkan bagaimana seharusnya membaca al-Quran yang benar. Itu baru namanya bertanggungjawab. Tapi kebanyakan, orang-orang yang dengan keras membesar-besarkan masalah ini ternyata tilawahnya malah lebih parah dari bacaan Mentri Agama tersebut, itu namanya sama saja tidak bertanggung jawab.

Jika aku dimintai pendapat tentang bacaan Mentri Agama tersebut, aku tidak bisa membela maupun menyalahkan. Aku tidak bisa membelanya karna bacaan tersebut memang keluar dari kaidah membaca al-Quran yang baik dan benar. Aku tidak bisa menyalahkannya karna sebenarnya kesalahan bacaan tersebut adalah kesalahan umum. Aku bisa dengan mudah menemukan kesalahan serupa atau bahkan yang lebih parah dari imam-imam Masjid disekitarku dan juga teman-teman sebayaku. Jika aku mencak-mencak oleh bacaan Tilawah Menag maka aku juga harus adil untuk mencak-mencak juga pada orang-orang disekitarku.

Jika aku boleh memberi saran, sebaiknya kita memang tidak membaca al-Quran dengan langgam jawa karna hal itu menyebabkan kerusakan pada kaidah bacaan. Secara arti memang tidak berubah, tapi bacaan tersebut keluar dari kaidah. Bagaimana seumpama kita bisa membaca Quran dengan langgam Jawa sesuai kaidahnya? Boleh saja sih, tapi memangnya bisa??

Satu hal yang perlu diingat dalam membaca al-Quran adalah sesuai kaidah. Iramanya terserah asalkan tidak merusak kaidah yang berlaku. Merupakan bagian dari Sunnah untuk melagukan al-Quran secara merdu tanpa keluar dari kaidah. Jika dengan dilagukan, tilawah menjadi keluar dari kaidah bacaan maka lebih baik ditinggalkan. Lebih baik membaca al-Quran dengan irama datar tapi sesuai kaidah daripada membaca al-Quran dengan suara merdu tapi keluar dari kaidah bacaan.

Al-Quran adalah satu-satunya kitab didunia yang memiliki kaidah bacaan yang begitu ketat. Ilmu membaca al-Quran tersebut disebut dengan ilmu Tahsin. Ilmu Tahsin sendiri dipelajari Rosul Muhammad saw (shallallahu ‘alaihi wassalam, pen) ketika mendengar bacaan tilawah Malaikat Jibril. Kemudian cara membaca Rosul saw diikuti oleh para sahabat untuk kemudian dipelajari oleh umat muslim sedunia. Jadi, ilmu tahsin bukan berasal dari budaya arab. Orang Arab sendiri belum tentu bisa membaca al-Quran secara tahsin karna tahsin adalah ilmu Islam, bukan budaya.

Membaca secara tahsin hanya dikhususkan untuk bacaan al-Quran saja. Untuk hal-hal lain tidak harus membacanya secara tahsin. Jadi, ketika mengumandangkan Adzan, berdoa dengan do’a yang bukan berasal dari al-Quran, membaca hadits atau percakapan berbahasa Arab. Kaidah tahsin tidak diberlakukan. Selama tidak merubah arti, sah-sah saja mengucapkannya sekehendak kita.

Tapi ketika membaca al-Quran, kaidah tahsin diberlakukan. Tidak hanya asal yang penting tidak merubah arti tapi harus mengikut kaidah. Irama apapun boleh asalkan tidak merusak kaidah bacaan. Nah, dalam membaca al-Quran dengan langgam jawa, kaidah bacaan menjadi rusak karna itu sebaiknya ditinggalkan. Bukan kesalahan fatal sih, tapi buat apa kita mempelajari Tilawah Quran dengan langgam Jawa jika hal itu mengurangi nilai bacaan kita? Bacaan lambat-lambat dan datar tanpa irama asal sesuai kaidah bacaan masih jauh lebih baik.

Jadi, bukan karna al-Quran itu tidak boleh dibaca dengan langgam budaya lain. Boleh saja asalkan tidak keluar dari kaidah. Pada kenyataannya, sudah banyak qari membuat irama al-Quran dengan caranya sendiri dan hasilnya kita bisa mendengarkan bacaan murotal yang begitu indah dan tidak monoton. Kita tidak hanya disuguhi bacaan Quran dengan satu irama itu-itu saja. Ada Ziyad Fatl, Misyari Rosyid, Ahmad Saud, Sa’d al-Ghamidi, Abu Usamah dan masih buanyak lagi. Itulah salah satu sisi menarik dari al-Quran, bisa dibaca dengan irama manapun. Kita sendiri juga boleh saja membuat irama sendiri dengan bacaan tilawah kita.



Tilawah Ziyad Fatel

Oh iya sampai lupa. Karna aku sudah menyarankan untuk meninggalkan Tilawah dengan Langgam Jawa, tentunya tidak bertanggungjawab sekali jika aku tidak menunjukkan letak kesalahannya. Seperti yang sudah kusebutkan diatas, kesalahan tersebut adalah kesalahan umum jadi tak perlu dibesar-besarkan. Dari yang aku dengarkan dari Youtube, Mentri Agama sudah berusaha memperhatikan tajwid tapi karna dia terikat aturan untuk membacanya dengan Langgam Jawa maka dia terlalu memaksakan tempo bacaannya agar sesuai langgam Jawa, itu berakibat keluarnya bacaan dari kaidah.

Perlu diketahui, salah satu kaidah membaca al-Quran adalah tempo (kecepatan) yang stabil. Hanya al-Quran yang memiliki aturan tempo yang harus benar-benar stabil. Kita tidak akan menemukan aturan semacam ini dalam musik. Memang, dalam musik juga ditentukan temponya tapi nilai ketukan dalam musik tidak harus stabil. Bahkan dalam lantunan Adzan sekalipun permasalahan tempo yang harus stabil tidak diberlakukan.

Kestabilan tempo dalam membaca al-Qur’an diusahakan tepat. Jadi sebelum membaca al-Quran kita harus menentukan tempo terlebih dahulu. Misalnya saja kita menggunakan tempo 2 ketukan perdetik maka tempo tersebut tidak boleh berubah sampai akhir. Tidak boleh membaca seperti Murotal Langgam Jawa tersebut, yaitu menggunakan tempo lambat kemudian menggunakan tempo cepat lalu kembali pada tempo lambat lagi, kesannya seperti mobil mogok yang berjalan tersendat-sendat.

Setelah kita menentukan tempo maka kita bisa menentukan harokat. Misalnya saja misalnyaa… kita menggunakan tempo 2 ketukan perdetik, maka nilai ketukan di awal, di tengah hingga akhir akan tetap 2 ketukan perdetik. Jadi jika kita membaca huruf sepanjang 4 harokat maka bacaan tersebut akan selesai dalam detik kedua. Begitu pula jika kita membaca huruf sepanjang 400 harokat tanpa waqof dan saktah maka bacaan tersebut akan berakhir di detik ke 200. Contoh, jika kita mengucapkan bismillah. Kita bisa jabarkan “bis” senilai 1 harokat, “mil” senilai 1 harokat dan “laah” senilai 2 harokat. Kita menggunakan  tempo 2 ketukan perdetik, 1 ketukan = 1 harokat. Jadi ucapan bismillah akan selesai di detik ke 2.

Bagaimana jika tanpa sengaja temponya berubah sepersekian detik? Tidak mengapa, itu kejadian yang sangat wajar, yang penting kita sudah mengusahakannya. Tentunya sangat sulit atau hampir mustahil menentukan tempo secara akurat karna kita bukanlah Komputer. Begitu pula sulit bagi kita menentukan tempo berapa ketuk perdetik, karna itu kita memakai perkiraan manusiawi saja. Kesalahan dalam Langgam Jawa adalah karna kesengajaan merubah tempo hanya demi menyesuaikan irama dan disitulah masalahnya. Mengabaikan aturan al-Quran demi menuruti aturan langgam jawa.

Aku tidak mengatakan bahwa langgam jawa itu adalah tindakan pelecehan terhadap al-Quran atau semacamnya, itu hanya kesalahan biasa. Hanya saja memang  disengaja. Perubahan tempo yang terjadi memang sebuah kesengajaan karna keterikatan irama pada Langgam Jawa, sebab itulah membaca al-Quran dengan menggunakan Langgam Jawa sebaiknya ditinggalkan. Lalu apakah membaca al-Quran dengan langgam jawa termasuk dosa? Wallahu a’lam. Mungkin lebih kepada makruh karna bacaan tersebut memang tidak merusak arti, namun menggunakan langgam jawa dalam membaca al-Quran tidak memberikan nilai lebih dari segi keindahan iramanya.

Kurasa tidak bagus juga kita sebagai muslim membesar-besarkan perkara yang sebenarnya sepele ini, apalagi jika ada tendensi politik didalamnya. Daripada hanya koar-koar lebih baik kita koreksi bacaan tahsin kita sendiri. Temui qori yang paham dalam ilmu tahsin lalu mintalah dia mengkoreksi tilawah kita (talaqi). Itu jauh lebih manfaat dan berkah buat diri kita. Rasanya lucu jika kita mengkoreksi bacaan orang lain sebelum kita sendiri mengerti bacaan yang benar itu seperti apa. Seperti pepatah bilang, “orang tenggelam tidak bisa menyelamatkan orang tenggelam.”


Baiklah, kurasa cukup sekian Obrolan Petang kali ini. Atas kesalahan dan kekhilafan dalam penulisan ini mohon koreksinya, terutama bagi para qari yang kebetulan membaca tulisan ini. Tulisan ini hanyalah opini sehingga dimungkinkan terdapat kesalahan. Terlebih lagi aku sendiri tidak bisa dikatakan sebagai orang alim. Aku hanyalah manusia biasa yang juga sedang tergerus oleh zaman. Hanya saja memang selama ini aku memiliki minat yang dalam terhadap pembelajaran tahsin sehingga berani membuat opini, tentu saja aku bertanggungjawab atas tulisan ini. Billahittaufiq wal hidayah. Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Monday 11 May 2015

Mengatasi Patah Hati

“Jatuh cinta,berjuta rasanya..”masih ingatkah sahabat dengan lirik lagu tersebut?nyanyian orang yang sedang jatuh cinta,rasanya benar-benar bahagia,seolah dunia pun ikut bernyanyi.Perasaan malu,gugup,cemas,senang bercampur jadi satu..pokoknya sulit di ungkapkan dengan kata-kata.

Cinta,siapa yang tidak mengenalnya?cinta adalah yang membuat kita terus melangkah,cinta adalah seberkas cahaya dikala kegelapan menyelimuti,mungkin kita bisa bertahan hidup tanpa apapun namun kita tidak akan bisa bertahan hidup tanpa cinta.

Seorang Psikiater yang bernama Torey Hayden pernah mengatakan,”Merupakan sebuah kebahagiaan yang paling besar saat kita mengetahui bahwa kita dicintai.”

Namun,bagaimana rasanya ketika cinta yang selama ini kita perjuangkan tiba-tiba kandas begitu saja?bagaimana rasanya saat sedang tinggi-tingginya kita terbang tiba-tiba jatuh begitu saja?putus asa,frustasi,marah dan benci.

Tiada seorangpun yang menginginkan kekalahan,namun beginilah permainan hidup,ada suka dan ada duka,ada menang dan ada pula kalah.Namun perlu diingat sahabatku,hidup ini bukanlah sekedar persoalan antara menang dan kalah,tetapi bagaimana kita menjalani kehidupan ini setiap harinya..Sahabat tidak boleh terlalu lama larut dalam kesedihan,sahabat harus bangun dan membuka jendela lebar-lebar untuk menghirup udara pagi yang segar.

Pernahkah sahabat berpikir,kenapa patah hati begitu menyakitkan?Merenunglah sejenak dan masuklah lebih dalam,meski terasa menyakitkan namun kita tak boleh lari dari kenyataan,kita harus bisa menembus rasa sakit itu untuk bisa memahaminya.

Sebuah kebiasaan yang sering terjadi tatkala seseorang patah hati adalah dengan melupakannya,padahal cara demikian kurang efektif untuk menyembuhkan rasa sakit di hati.Tatkala waktu begitu luang dan senggang kenangan pahit itu akan muncul dengan sendirinya.Jadi apa gunanya kita berusaha melupakan sesuatu yang tidak bisa kita lupakan?

Sahabat,meski obat itu pahit rasanya,namun jika kita ingin sembuh maka kita harus menelannya.Saat patah hati,jangan berusaha untuk melupakannya tapi berusahalah untuk memahaminya dan menafsirkannya,yaitu dengan cara masuk lebih dalam ke sumber rasa sakit sehingga kita akan terbiasa,lalu carilah sebab-sebabnya,karna dengan mengetahui sebabnya maka kita sudah menyelesaikan setengah dari persoalan.

Sekarang,coba kita pahami terlebih dahulu tentang,apa itu cinta?Dalam ilmu jiwa (psikologi),cinta kasih adalah separuh dari Self-esteem sedangkan separuhnya lagi bernama harga diri,untuk mendapatkan kehidupan yang lebih bahagia,kita perlu menyeimbangkan kedua sisi Self-esteem.

Untuk bisa memberikan tafsiran yang lebih jelas,cobalah sahabat pahami perkataan seorang Psikolog yang bernama Julian Short ini dengan baik,”Cinta tidaklah cukup tanpa harga diri,dan segala kekuasaan yang kita miliki tidaklah memiliki arti jika tiada seorangpun yang mencintai.” 

Rasa cinta yang diberikan secara berlebih membuat kita tampak begitu rapuh.Jika kita menambah porsi cinta kasih melampaui batas,maka harga diri kita akan berkurang nilainya.Begitu pula sebaliknya,jika kita terlalu meninggi-ninggikan harga maka justru tak ada seorangpun yang mau mendekat kepada kita.

Rosululloh saw sendiri pernah memberikan pesan kepada ummatnya,”Cintailah seseorang sewajarnya saja karna boleh jadi engkau akan membencinya suatu hari nanti.Dan bencilah seseorang sewajarnya saja karma boleh jadi engkau akan mencintainya suatu hari nanti.”

Manusia sendiri sebenarnya telah dibekali insting menyeimbangkan Self-esteem ketika Self-esteem berada dalam keadaan tidak seimbang,namun seringkali manusia tidak bisa memahami apa yang sebenarnya mereka lakukan.

Misalnya,ketika seorang pemuda mengungkapkan cintanya kepada seorang gadis dengan melakukan berbagai perjuangan akan tetapi gadis tersebut menolak cintanya,maka secara otomatis hal itu akan membuat pemuda tersebut kehilangan banyak harga diri.Lalu berdasarkan insting yang ada dalam dirinya,maka pemuda tersebut berusaha untuk menyeimbangkan kembali Self-esteemnya ke posisi semula.

Namun karna ketidaktahuannya atau demi menjaga gengsi,maka porsi harga dirinya ditingkatkan melampaui batas sehingga gadis yang tadinya ia puja-puja kini justru di caci maki.Padahal jika pemuda itu berusaha bersikap wajar dan seolah tidak terjadi apa-apa maka dia tidak perlu kehilangan cinta kasih dengan masih memiliki harga diri.

Namun,ada juga pemuda yang berusaha untuk tidak mengikuti kata hatinya.Ketika mengetahui cintanya ditolak,si pemuda tidak langsung mengembalikan harga dirinya dan menyeimbangkan Self-esteem ke posisi semula,justru sebaliknya,dia semakin menambah porsi cinta kasih tanpa mempedulikan harga dirinya (hal itu biasa terjadi oleh orang-orang yang berjiwa melankolis).

Perbuatan pemuda itu dilakukan dengan tujuan mencari simpati dari si gadis.Tapi saya rasa sahabat bisa menebak,apakah dengan sikap demikian lantas si gadis mau menerima cintanya?Mungkin pemuda itu bisa menarik simpati dari si gadis,tapi apakah mungkin gadis itu bisa mencintai seorang pemuda yang telah kehilangan banyak harga diri?Yang tersisa dari si pemuda hanyalah depresi,si pemuda akan semakin larut dalam rasa sakit,dan untuk mendapatkan lebih banyak simpati,maka si pemuda melakukan suatu tindakan bodoh dengan bunuh diri.

Begitulah cinta, C-I-N-T-A.. hanya terdiri dari 5 huruf yang bahkan anak TK pun bisa membacanya,namun didalam 5 huruf itu terdapat berjuta makna dan berjuta kisah.Tajmahal dibangun karna cinta,namun perang Troya juga terjadi karna cinta,kita terlahir kedunia karna cinta ,begitu pula Nabi Adam as terusir dari sorga karna cinta.

Dengan memberikan cinta kepada seseorang berarti sama saja kita memberikan sebuah pisau kepada seseorang yang dengan pisau itu pula dia bisa menghujam jantung kita.Cinta itu adalah sebuah resiko,jika kita berani jatuh cinta maka kita juga harus berani menanggung akibatnya.

Cinta adalah suatu permasalahan serius sehingga tidak selayaknya bagi sahabat untuk hanya mencoba-coba atau bermain-main dengannya.Cinta itu harus diletakkan ditempat yang tepat,diwaktu yang tepat dan dalam porsi yang tepat.

Menurut pendapat saya pribadi,cinta yang benar-benar tulus lebih sering ditemukan pada hubungan cinta yang terjalin oleh pernikahan,karna seseorang akan lebih bersedia berkorban banyak untuk seseorang yang memang sudah ada dalam genggaman.

Sahabat tentu saja boleh memiliki opini yang berbeda dengan saya.Tapi bagi saya pribadi,cinta itu haruslah memiliki,jika ada seseorang yang mengatakan bahwa cinta itu tidak harus memiliki,maka saya sarankan dia untuk rajin-rajin minum pil anti-depressant.

Jika sahabat berpendapat bahwa cinta itu adalah ketulusan untuk memberi tanpa harus mendapatkan balasan apapun (meski hanya pujian),maka saya hanya bisa berdecak kagum dengan keluhuran budi yang sahabat miliki.

Pendapat yang semacam itu sebenarnya lebih dipicu oleh perasaan daripada akal sehat,sedangkan perasaan seringkali menipu.Mungkin sahabat pernah dibuat terkesan oleh drama cinta Romeo & Juliet tapi perlu di ingat bahwa kisah cinta Romeo & Juliet berakhir dengan tragis,meskipun nama mereka dikenang namun mereka semua tidak bahagia,mereka semua meninggal.

Cinta yang ideal itu bersifat timbal balik,suatu hubungan akan berkembang maju selangkah demi selangkah jika tiap-tiap orang menawarkan suatu bagian dari dirinya,menyamakan apa yang telah ditawarkan oleh pihak lain dan memberikan sedikit lebih.Artinya tidak serta merta memberikan segala hal yang ada pada diri sahabat,tapi maju bersama dan paralel.

Perlu sahabat ketahui,hubungan cinta kasih yang benar-benar tulus tanpa syarat tidak ditemui pada pasangan yang ideal.Cinta kasih yang tanpa syarat hanya bisa sahabat dapatkan dari orangtua,jika orangtua tidak memberikannya maka sahabat tidak akan bisa mencari gantinya dari siapapun,untuk selamanya.

Sahabat,hubungan yang dijalin oleh pasangan yang ideal tidaklah selalu hubungan yang bahagia,mereka menghargai hubungan bahagia mereka dan menerima hubungan tidak sempurna mereka.

Jika sahabat terlalu memaksakan untuk mempunyai hubungan yang sempurna,maka jika hal itu tidak tercapai hanya akan membuat hubungan yang dijalin menjadi tegang.


“kehidupan yang penuh makna adalah kehidupan yang biasa-biasa saja.”

Tuesday 5 May 2015

Menghadapi Masa Pasca Sekolah



Masa selepas SMA sering dikatakan sebagai masa peralihan dari masa remaja menuju kedewasaan. Dimana seseorang sudah dituntut untuk mandiri dalam mencukupi kehidupan, dan memang sudah semestinya begitu karna usia juga telah melampaui angka 18.

Bulan Mei telah datang, bulan yang menegangkan bagi kalian, siswa siswi SMA yang berada dibangku kelas 3 atau dizaman sekarang lebih dikenal dengan sebutan kelas 12. Tentu saja menegangkan karna kalian akan dilepaskan ke kehidupan dunia yang keras. Masa selepas SMA adalah masa dimana tanggungjawab atas masa depan dibebankan pada kalian. Selanjutnya, apa yang akan kalian perbuat selepas menerima Ijazah?

Setelah Ijazah didapat dan sorak sorai mereda, tinggallah saatnya menentukan masa depan. Apakah akan melanjutkan kuliah ataukah bekerja? Melanjutkan bangku Kuliah adalah pilihan yang bagus jika kalian yakin kedepannya bisa mengatasi ganjalan masalah biaya, intinya, jangan sampai kalian putus kuliah padahal kalian sudah menghabiskan banyak sekali biaya.

Jika kalian memutuskan untuk melanjutkan Kuliah, maka setidaknya berusahalah mencari pekerjaan sampingan. Sebenarnya sih sah-sah saja jika biaya Kuliah masih dibantu oleh orangtua, tapi setidaknya jangan sepenuhnya. Milikilah harga diri. Bagaimanapun juga kalian sudah bukan anak remaja lagi, kehidupan kalian sudah bukan tanggungjawab orangtua. Kalian harus belajar mandiri. Boleh saja orangtua membantu biaya Kuliah kalian tapi jangan sepenuhnya. Walaupun Cuma 1 % setidaknya harus ada hasil jerih payah kalian sendiri.



Kalau kalian bertanya padaku, apakah Kuliah itu penting? Maka aku akan menjawab sangat penting. Jika kalian bisa melanjutkan Kuliah maka Kuliahlah, ambil Fakultas yang kalian minati dan belajarlah dengan tekun. Kuliah adalah salah satu cara untuk menjamin masa depan kalian. Memang benar, mereka yang telah Wisuda tidak sepenuhnya terserap oleh dunia kerja, tapi setidaknya mereka telah mencapai taraf yang lebih tinggi.

Sebenarnya, mendapatkan pekerjaan bukanlah satu-satunya alasan kenapa harus Kuliah. Jadi, perlu diingat, bukan lowongan kerja alasan kenapa seseorang harus Kuliah tapi kesuksesan. Dengan memasuki bangku Kuliah, tingkat kemungkinan sukses seseorang akan naik hingga 20%. Kenapa demikian, karna dengan Kuliah mindset seseorang akan meningkat. Meningkatnya pola pikir kita jauh lebih bernilai dari sebuah Gelar. Beberapa tokoh dunia mencapai sukses dengan melanjutkan jenjang pendidikannya ke tingkat yang tinggi meskipun tidak mengambil gelarnya.

Bukan berarti gelar itu tidak penting. Gelar itu penting tapi bukan yang terpenting. Bagaimanapun juga kita tidak bisa menafikkan bahwa dunia kerja lebih melihat pada Gelar S1 dengan kemampuan pas-pasan daripada yang memiliki kemampuan tinggi tanpa adanya gelar. Tapi itu tidak lantas membuat mereka yang punya Gelar lebih dimungkinkan sukses daripada yang tidak memiliki gelar. Pada nyatanya banyak tokoh yang karna ditolak oleh banyak Perusahaan mau tidak mau harus memutar otak dan akhirnya sukses dengan mendirikan usaha sendiri. Itulah sebabnya, lebih penting memiliki kemampuan S1 tanpa gelar daripada memiliki gelar S1 tanpa kemampuan.

Tapi jika kalian sangat ingin Kuliah tapi keadaan tidak memungkinkan bagaimana? Yaah, mau bagaimana lagi? Tidak perlu memaksakan diri melakukan hal-hal yang diluar kemampuan. Dengan gelar lulusan SMA bukan berarti tertutup kemungkinan untuk sukses. Kalian hanya perlu meningkatkan mindset kalian hingga setara S1 dengan memperbanyak wawasan, pergaulan yang baik dan waktu yang terorganisir.

Jika keadaan tidak mendukung untuk Kuliah maka kalian harus bekerja, terutama jika kalian laki-laki. Tidak menjadi masalah jika masih dihidupi oleh orangtua, tapi kalian harus bekerja meskipun dengan penghasilan yang tak seberapa. Sebenarnya, bekerja itu tidak semata demi uang tapi lebih pada demi harga diri. Jadi tetaplah mencari kerja meskipun orangtua sanggup mencukupi kebutuhan kalian.



Memang, mencari kerja itu tidak mudah apalagi hanya berbekal Ijazah SMA. Tahu sendirilah, lowongan kerja sih banyak tapi yang dicari rata-rata adalah S1, jikapun banyak yang mencari lulusan SMA maka kebanyakan memiliki persyaratan mutlak, “dicari wanita, single, menarik.” Meskipun mencari nafkah itu adalah kewajiban kaum pria tapi pada nyatanya lebih sering lowongan itu tertuju pada kaum wanita.

Pada kenyataannya, di dunia kerja, nilai raport yang tinggi bukanlah penentu seseorang memiliki peluang lebih bagus untuk mendapatkan pekerjaan. Dunia kerja itu tidak bisa diukur dengan peringkat Akademik di kelas. Peluang mendapatkan pekerjaan lebih sering ditentukan oleh banyaknya teman dan relasi daripada nilai di atas kertas. Dengan memiliki banyak koneksi, kemungkinan mendapatkan pekerjaan akan meningkat hingga 35%.

Jika kalian tidak begitu memiliki banyak relasi maka kalian perlu berusaha lebih keras. Info lowongan kerja bisa dicari di Koran dan Internet. Selain itu sebaiknya kalian juga sering-sering melihat brosur lowongan kerja yang biasa di tempel di Depnaker dan Kantor Pos. Tak perlu pilih-pilih pekerjaan, sekiranya kalian merasa memenuhi persyaratan, langsung saja buat Surat Lamaran Kerja.

Untuk memperbesar kemungkinan mendapatkan pekerjaan buatlah Surat Lamaran Kerja ke beberapa Perusahaan, jangan hanya mengandalkan satu Perusahaan saja. Jadi, daripada kalian menghabiskan waktu untuk melamun dan main-main, sibukkanlah diri untuk mondar-mandir kesana kemari dan menulis Surat Lamaran Kerja di beberapa Perusahaan sekaligus. Jika tidak jua ada panggilan maka terus buatlah lagi sebanyak-banyaknya. Makin banyak Perusahaan yang kalian masuki makin besar pula kemungkinan kalian mendapatkan pekerjaan.

Dan ketika kalian mendapatkan panggilan kerja, jangan senang dulu. Bersikap hati-hati dan selektif itu perlu karna sekarang begitu banyak Perusahaan yang hanya menjanjikan angan-angan kosong. Pada akhirnya, bukannya mendapat pekerjaan malah kalian hanya dimanfaatkan. Beberapa contoh Perusahaan yang perlu dihindari adalah Mitra Utama Global, yang mana kalian akan ditarik sejumlah uang untuk masuk kedalamnya untuk kemudian kalian harus bersedia dibawa keluar Kota dan memasarkan produk dengan harga yang tidak lazim.



Selain itu kalian juga perlu waspada dengan Perusahaan Cobra Group. Ditempat itu kalian hanya akan dimanfaatkan dengan dijanjikan jenjang karir. Pada dasarnya kalian harus memasarkan sebuah produk ke desa-desa terpencil dan membual tentang produk yang dinyatakan sebagai program Pemerintah. Pada akhirnya kalian malah harus keluar ongkos untuk biaya transpotasi ketika memasarkan produk.

Bisnis Multi Level Marketing juga sebaiknya kalian hindari karna bisnis semacam itu jelas merugikan orang lain. Dari sistemnya sudah jelas, seseorang baru bisa balik modal setelah mengorbankan 2 orang sebagai downline. Itu artinya, seseorang tidak akan sukses tanpa mencari tumbal. Sebenarnya banyak sekali Perusahaan yang perlu kalian waspadai, selanjutnya silakan browsing di Google.



Menjadi salesman mungkin bisa menjadi pilihan bagi kalian yang memiliki jiwa Marketing. Tapi tentu saja salesman bukan pekerjaan mudah, butuh mental yang kuat dan tahan banting. Atau jika merasa memiliki fisik yang kuat, bekerja di Pabrik juga bisa jadi pilihan. Yeah, kita memang tidak bisa berharap pekerjaan yang terlalu muluk jika hanya mengandalkan Ijazah SMA tanpa pengalaman kerja dan tanpa kemampuan tambahan. Setidaknya itu bisa menjadi batu loncatan, seiring waktu berlalu dan bertambahnya keahlian dan pengalaman kerja pada akhirnya kalian bisa mendapatkan pekerjaan seperti yang kalian inginkan.

Tapi bagaimana jika ternyata kalian tidak suka menjadi karyawan? Nah, itu berarti kalian adalah orang istimewa. Jika kalian merasa tidak cocok menjadi karyawan maka kalian tidak punya pilihan selain membuka usaha sendiri. Kalian bisa memulai usaha kecil-kecilan jika belum memiliki modal yang cukup, jika ditelateni dan bersabar dengan pemasukan yang kecil maka lambat laun pelanggan akan berdatangan dan usaha kalian akan berjalan. Tapi, memang menjadi pengusaha itu berat. Harus benar-benar memiliki mental tahan banting. 

Jika kalian merasa tidak puas dengan hanya bermodalkan Ijazah SMA, maka kalian bisa mencari sertifikat tambahan. Kalian bisa mencari tempat kursus untuk meningkatkan skill. Aku pribadi sekarang lebih dikenal dengan kemampuanku di bidang Komputer. Aku memang memiliki sertifikat kursus tapi jujur saja keahlian yang kudapatkan lebih kepada belajar otodidak daripada dari tempat kursus. Aku sempat kursus Komputer beberapa bulan tapi ternyata kemampuan yang kupelajari tidak begitu dibutuhkan didunia kerja.

Sebagai contoh, aku hanya mempelajari Photoshop dan Indesign, sementara dibeberapa percetakan software yang sering digunakan adalah Corel Draw, pada akhirnya aku belajar Corel Draw dari nol secara otodidak dan bekerja di Percetakan. Tentu saja Perusahaan tempatku bekerja tidak tau bahwa di tempat kursus aku tidak belajar Corel Draw, mereka hanya tau bahwa aku memiliki sertifikat Desain Grafis dan bisa mengoprasikan Corel Draw, jadi tidak ada masalah.

Tentu saja, terjun ke dunia selepas SMA tidak mudah dan memiliki tantangan yang besar. Melepas masa SMA berarti "saatnya mempelajari hidup." Kita harus bisa menentukan target. Jangan sampai setiap hari hanya berjalan monoton. Sukses adalah ketika kita semakin dekat dengan target yang kita canangkan. Kesuksesan tiap orang itu tidak selalu sama. Boleh saja menentukan standar sukses yang terdengar biasa saja daripada menentukan standar sukses yang tinggi untuk kemudian membuat kita frustasi karna tidak sanggup menggapainya. 

Pada dasarnya, salah satu tujuan hidup adalah mencari kebahagiaan dan kebahagiaan baru akan tercapai jika kita memiliki tujuan hidup. Itu artinya kita harus menetapkan tujuan. Aku tidak perlu bicara panjang lebar mengenai hal ini karna aku pernah membicarakan panjang lebar sebelumnya di Artikel terdahulu, bagi yang belum membaca bisa mengunjunginya di : Menetapkan Tujuan

Wah, tak terasa malam semakin larut, ternyata obrolan petang kali ini aku bicara cukup banyak juga ya? Baiklah kututup sampai disini saja. Yeah, mungkin benar, aku sendiri belum mencapai kesuksesan seperti yang kucanangkan, tapi setidaknya aku tidak bisa dianggap sebagai orang gagal. Aku memberikan pesan ini bukan berarti aku lebih baik dari kalian, aku melakukannya hanya karna aku merasa perlu saja. Pada akhirnya kita sama-sama sedang mengejar sesuatu. Jadi kita saling mendoakan saja agar tercapai cita-cita yang dicanangkan. Selamat malam, salam sukses selalu.

 
biz.