Friday 10 April 2015

Menjual Kehormatan



Salam keselamatan dan kesejahteraan semoga tercurah pada kalian. Sebelumnya kuucapkan terima kasih atas kunjungannya ke blog Obrolan Petang, aku harap kalian mendapatkan manfaat dari artikel yang aku tulis. Sebagaimana artikel ini aku masukkan ke dalam kategori Obrolan Petang, maka disini aku hanya membicarakan obrolan biasa, sekumpulan opini dan uneg-uneg yang ada dikepalaku. Baiklah, aku mengawali Obrolan Petang ini dengan judul “Menjual Kehormatan.” Well, judul yang agak horror juga ya? Karna itu aku harap bagi adik-adik yang masih duduk di bangku Sekolah untuk tidak melanjutkan membaca artikelku.

Kenapa aku mengangkat topik ini? Sebenarnya aku perlu mengangkat topik ini untuk mengimbangi beragam artikel sampah yang membicarakan tentang profesi pelacuran dan melakukan pembelaan terhadapnya dengan alasan kemanusiaan. Sebenarnya sih aku tidak tertarik membaca berita macam itu, tapi karna Facebook sering memberikan saran kiriman berita sampah macam itu sehingga akupun tertarik membacanya. Setelah aku membaca komentar para pembacanya, kudapati bahwa dunia serasa terbalik.

Kulihat beberapa orang baik yang mengingatkan bahwa profesi itu adalah profesi tercela malah di bully dan dihujat habis-habisan oleh komentator yang lain, dikatain sok sucilah, ikut campur urusan orang lainlah, de el el. Mungkin cara mengingatkannya yang salah atau mungkin karna memang dunia sudah menolak keberadaan orang baik. Saat itu aku tidak membelanya karna aku tau bahwa keikutsertaanku dalam perdebatan hanya akan memancing keributan. Sungguh aku merasa simpati terhadap orang baik itu, sehingga meskipun aku tidak bisa membelanya, semoga Allah kelak yang akan membelanya dan memuliakannya.

Sebenarnya buaaanyakk sekali artikel yang mengangkat tema dunia pelacuran kemudian memancing simpati dengan alasan kemanusiaan. Mungkin benar, itu hanya sebuah artikel, sebuah kumpulan huruf dan kata yang diketik. Tapi itu adalah sebuah pemikiran, dan pepatah bilang, “pemikiran itu lebih efektif untuk menghancurkan sebuah Negara dibandingkan granat dan senapan.”

Dengan banyaknya artikel pembelaan terhadap dunia pelacuran, tentunya akan berimbas dengan banyaknya dalih yang akan dilontarkan para wanita pemalas yang menginginkan kemewahan dengan cara yang instant. Mereka akan semakin pintar mengutip kalimat-kalimat dalam artikel pembelaan terhadap profesinya. Dan alasan yang paling klise adalah, “demi mencari sesuap nasi.” Tentu saja dalih mencari makan tidak bisa menjadi alasan. Untuk makan sehari-hari, dengan uang Rp 10.000 kurasa cukup untuk mengganjal perut. Dan setahuku, botol aqua bekas jika dikumpulkan dan dijual bisa mencukupi kalau hanya untuk mengganjal perut. Lain cerita kalau alasannya bukan lagi  “demi sesuap nasi” tapi demi “satu unit Android” atau “demi sepasang stel gaun modis” de el el, jika begitu maka mengumpulkan sampah memang tidak cukup.

Aku tahu bahwa aku bukan seorang alim yang mengerti soal agama, aku hanyalah manusia biasa yang juga suka bermain game, nonton Film dan mendengar musik. Tapi aku tahu, meskipun tanpa harus mencari dalil, bahwa pelacur adalah profesi rendahan. Sebuah profesi yang hanya akan dilakukan oleh wanita murahan yang tidak lagi punya rasa malu. Tidak ada yang namanya pelacur melainkan dia tidak memiliki yang namanya kehormatan. Bagaimana dia memiliki kehormatan sementara dia telah menjual kehormatannya demi lembar merah bergambar Soekarno-Hatta? Tanpa adanya kehormatan yang disandingnya, maka seekor belatung yang menggeliat diatas gundukan bangkai lebih bermartabat darinya.

Tidak ada harga diri bagi seorang pelacur. Titik. Terlaknatlah dia bagi siapapun yang bisa melaknat. Bumi dan langit merasa jijik dengan keberadaannya. Dan tidaklah dia berjalan di segala penjuru melainkan hanya menjadi malapetaka. Bagi seorang muslim, perzinaan adalah dosa besar yang menyebabkan terlarangnya pintu surga. Apalagi jika perzinaan itu dijadikan profesi, naudzubillahi min dzalik.

Lalu bagaimana jika dia melakukannya karna keadaan memaksa? Tidak ada alasan. Pelacur tetaplah pelacur. Entah itu demi mengobati kerabat yang sakit, entah itu demi membahagiakan orang tua. Alasan semacam itu tidak sedikitpun mengurangi kerendahan martabat seorang pelacur. Alasan baik tidak bisa dijadikan pembenaran bagi perbuatan hina. Jadi, jangan sekalipun, jangan mencoba, jangan tertarik dengan dunia pelacuran. Hanya wanita keji dan rendah yang hanya terpukau oleh ke Mahapengampunan Allah. Dia memasuki dunia pelacuran kemudian berniat bertaubat. Sungguh bodoh.

Benar. Allah itu Mahapengampun, Dia bisa mengampuni semua dosa tanpa kecuali, entah itu dosa besar ataupun kecil. Tapi Allah itu Mahamengadzab dan Mahamemaksa. Allah memilik hak prerogatif untuk tidak mengampuni dosa seorang hamba meskipun dia benar-benar bertaubat dan memperbaiki diri. Allah sanggup mengampuni dosa bukanlah berarti Allah akan mengampuni dosa.

Allah hanya mengampuni dosa manusia yang Dia rahmati saja, tidak yang lain. Ketika Allah merahmati seorang hamba, tak peduli betapapun besarnya dosa yang diperbuat, jika hamba itu kembali dan memperbaiki diri maka Allah ampuni dosanya tanpa kecuali. Tapi siapalah diri kita berani menjamin bahwa rahmat Allah tercurah kepada kita?

Karna itu aku mengajak pada orang-orang yang aku sayangi, terutama yang muslim, yang saat ini bergelimang dalam dosa besar… kembalilah. Bertaubatlah, boleh jadi Allah akan mengampuni dosa-dosamu. Sungguh,pernah ada seorang wanita pezina yang bertaubat dan memperbaiki diri, kemudian melakukan suatu perbuatan yang menyebabkan Allah merahmatinya kemudian Allah memasukkannya ke surga. Tinggalkan perbuatan terlaknat itu sebelum ajal menjemput, percayalah, ketika seseorang meninggalkan dosa karna Allah maka Allah PASTI akan memberikan jalan keluar bagi permasalahan hidupnya.

Apakah engkau khawatir atas rizkimu? Padahal bagaimana mungkin Allah yang mahapenyayang akan menelantarkan hamba-Nya yang hendak kembali? Apakah engkau khawatir dengan biaya pengobatan ayah dan ibu di rumah sakit? Cobalah cari solusi lain selain menjual diri. Apakah engkau tega ayah dan ibu bisa berjalan sehat sementara dia harus menanggung beban yang berat dari aib dunia akhirat?


Jadi, apapun yang terjadi, jangan pernah terpikir untuk mencari solusi dengan terjun ke dunia yang kotor dan najis itu. Dan jika engkau saat ini telah terjerumus kedalamnya maka tinggalkanlah segera tanpa menunda. Karna boleh jadi Allah akan merahmatimu ketika engkau meninggalkan profesi itu saat itu juga. Sungguh, demi Allah aku bukanlah orang yang suci, aku bukanpula orang yang terbebas dari dosa, tapi itu bukan alasan bagiku meninggalkan saudariku tercinta yang dianugrahi Allah dengan nikmat Islam untuk kembali.

winapurwokoadi.blogspot.com

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

6 comments:

 
biz.