Salam
keselamatan dan kesejahteraan semoga tercurah pada kalian. Sebelumnya kuucapkan
terima kasih atas kunjungannya ke blog Obrolan Petang, aku harap kalian
mendapatkan manfaat dari artikel yang aku tulis. Sebagaimana
artikel ini aku masukkan ke dalam kategori Obrolan Petang, maka disini aku hanya membicarakan
obrolan biasa, sekumpulan opini dan uneg-uneg yang ada dikepalaku. Baiklah, aku
mengawali Obrolan Petang ini dengan judul “Menjual Kehormatan.” Well, judul
yang agak horror juga ya? Karna itu aku harap bagi adik-adik yang masih duduk
di bangku Sekolah untuk tidak melanjutkan membaca artikelku.
Kenapa aku
mengangkat topik ini? Sebenarnya aku perlu mengangkat topik ini untuk
mengimbangi beragam artikel sampah yang membicarakan tentang profesi pelacuran
dan melakukan pembelaan terhadapnya dengan alasan kemanusiaan. Sebenarnya sih
aku tidak tertarik membaca berita macam itu, tapi karna Facebook sering
memberikan saran kiriman berita sampah macam itu sehingga akupun tertarik
membacanya. Setelah aku membaca komentar para pembacanya, kudapati bahwa dunia
serasa terbalik.
Kulihat
beberapa orang baik yang mengingatkan bahwa profesi itu adalah profesi tercela
malah di bully dan dihujat habis-habisan oleh komentator yang lain, dikatain
sok sucilah, ikut campur urusan orang lainlah, de el el. Mungkin cara
mengingatkannya yang salah atau mungkin karna memang dunia sudah menolak
keberadaan orang baik. Saat itu aku tidak membelanya karna aku tau bahwa
keikutsertaanku dalam perdebatan hanya akan memancing keributan. Sungguh aku
merasa simpati terhadap orang baik itu, sehingga meskipun aku tidak bisa
membelanya, semoga Allah kelak yang akan membelanya dan memuliakannya.
Sebenarnya
buaaanyakk sekali artikel yang mengangkat tema dunia pelacuran kemudian
memancing simpati dengan alasan kemanusiaan. Mungkin benar, itu hanya sebuah
artikel, sebuah kumpulan huruf dan kata yang diketik. Tapi itu adalah sebuah
pemikiran, dan pepatah bilang, “pemikiran itu lebih efektif untuk menghancurkan
sebuah Negara dibandingkan granat dan senapan.”
Dengan
banyaknya artikel pembelaan terhadap dunia pelacuran, tentunya akan berimbas
dengan banyaknya dalih yang akan dilontarkan para wanita pemalas yang
menginginkan kemewahan dengan cara yang instant. Mereka akan semakin pintar
mengutip kalimat-kalimat dalam artikel pembelaan terhadap profesinya. Dan
alasan yang paling klise adalah, “demi mencari sesuap nasi.” Tentu saja dalih
mencari makan tidak bisa menjadi alasan. Untuk makan sehari-hari, dengan uang
Rp 10.000 kurasa cukup untuk mengganjal perut. Dan setahuku, botol aqua bekas
jika dikumpulkan dan dijual bisa mencukupi kalau hanya untuk mengganjal perut.
Lain cerita kalau alasannya bukan lagi “demi sesuap nasi” tapi demi “satu unit
Android” atau “demi sepasang stel gaun modis” de el el, jika begitu maka
mengumpulkan sampah memang tidak cukup.
Aku tahu
bahwa aku bukan seorang alim yang mengerti soal agama, aku hanyalah manusia
biasa yang juga suka bermain game, nonton Film dan mendengar musik. Tapi aku
tahu, meskipun tanpa harus mencari dalil, bahwa pelacur adalah profesi
rendahan. Sebuah profesi yang hanya akan dilakukan oleh wanita murahan yang
tidak lagi punya rasa malu. Tidak ada yang namanya pelacur melainkan dia tidak
memiliki yang namanya kehormatan. Bagaimana dia memiliki kehormatan sementara
dia telah menjual kehormatannya demi lembar merah bergambar Soekarno-Hatta?
Tanpa adanya kehormatan yang disandingnya, maka seekor belatung yang menggeliat diatas gundukan
bangkai lebih bermartabat darinya.
Tidak ada
harga diri bagi seorang pelacur. Titik. Terlaknatlah dia bagi siapapun yang
bisa melaknat. Bumi dan langit merasa jijik dengan keberadaannya. Dan tidaklah
dia berjalan di segala penjuru melainkan hanya menjadi malapetaka. Bagi seorang
muslim, perzinaan adalah dosa besar yang menyebabkan terlarangnya pintu surga. Apalagi jika
perzinaan itu dijadikan profesi, naudzubillahi min dzalik.
Lalu
bagaimana jika dia melakukannya karna keadaan memaksa? Tidak ada alasan.
Pelacur tetaplah pelacur. Entah itu demi mengobati kerabat yang sakit, entah itu demi
membahagiakan orang tua. Alasan semacam itu tidak sedikitpun mengurangi
kerendahan martabat seorang pelacur. Alasan baik tidak bisa dijadikan pembenaran
bagi perbuatan hina. Jadi, jangan sekalipun, jangan mencoba, jangan tertarik
dengan dunia pelacuran. Hanya wanita keji dan rendah yang hanya terpukau oleh
ke Mahapengampunan Allah. Dia memasuki dunia pelacuran kemudian berniat
bertaubat. Sungguh bodoh.
Benar. Allah
itu Mahapengampun, Dia bisa mengampuni semua dosa tanpa kecuali, entah itu dosa
besar ataupun kecil. Tapi Allah itu Mahamengadzab dan Mahamemaksa. Allah
memilik hak prerogatif untuk tidak mengampuni dosa seorang hamba meskipun dia
benar-benar bertaubat dan memperbaiki diri. Allah sanggup mengampuni dosa
bukanlah berarti Allah akan mengampuni dosa.
Allah hanya
mengampuni dosa manusia yang Dia rahmati saja, tidak yang lain. Ketika Allah
merahmati seorang hamba, tak peduli betapapun besarnya dosa yang diperbuat,
jika hamba itu kembali dan memperbaiki diri maka Allah ampuni dosanya tanpa
kecuali. Tapi siapalah diri kita berani menjamin bahwa rahmat Allah tercurah
kepada kita?
Karna itu
aku mengajak pada orang-orang yang aku sayangi, terutama yang muslim, yang saat
ini bergelimang dalam dosa besar… kembalilah. Bertaubatlah, boleh jadi Allah
akan mengampuni dosa-dosamu. Sungguh,pernah ada seorang wanita pezina yang
bertaubat dan memperbaiki diri, kemudian melakukan suatu perbuatan yang menyebabkan
Allah merahmatinya kemudian Allah memasukkannya ke surga. Tinggalkan perbuatan terlaknat itu sebelum ajal menjemput,
percayalah, ketika seseorang meninggalkan dosa karna Allah maka Allah PASTI
akan memberikan jalan keluar bagi permasalahan hidupnya.
Apakah
engkau khawatir atas rizkimu? Padahal bagaimana mungkin Allah yang
mahapenyayang akan menelantarkan hamba-Nya yang hendak kembali? Apakah engkau
khawatir dengan biaya pengobatan ayah dan ibu di rumah sakit? Cobalah cari
solusi lain selain menjual diri. Apakah engkau tega ayah dan ibu bisa berjalan
sehat sementara dia harus menanggung beban yang berat dari aib dunia akhirat?
Jadi,
apapun yang terjadi, jangan pernah terpikir untuk mencari solusi dengan terjun
ke dunia yang kotor dan najis itu. Dan jika engkau saat ini telah terjerumus
kedalamnya maka tinggalkanlah segera tanpa menunda. Karna boleh jadi Allah akan
merahmatimu ketika engkau meninggalkan profesi itu saat itu juga. Sungguh, demi
Allah aku bukanlah orang yang suci, aku bukanpula orang yang terbebas dari
dosa, tapi itu bukan alasan bagiku meninggalkan saudariku tercinta yang
dianugrahi Allah dengan nikmat Islam untuk kembali.
Menjual batu cincin lebih baik dari pada menjual diri.
ReplyDeleteSalam supeerr... 😅
batu cincin? berlian atau akik nih? hehe
DeleteOk, tulisan yang bagus.
ReplyDelete#menginspirasi_pagi
terima kasih. jadi tambah semangat buat nulis lagi nih.
DeletePelacur gak jijik kok
ReplyDeleteKejamnya
ReplyDelete