Sunday 17 April 2016

Kisah Pembangun Jiwa


Suasana pasar kota Madinah tampak ramai,di sana sini terdengar suara hiruk pikuk antara para pedagang yang menawarkan dagangan dan para pembeli yang mencoba menawar barang.

Di antara pedagang itu terdapat seorang budak hitam yang sedang berteriak memperkenalkan dagangannya,budak hitam tersebut sebenarnya sedang berada dalam perjanjian untuk menebus dirinya sendiri dari tuannya,karna itulah ia begitu giat mengumpulkan uang agar bisa meraih kebebasan.

Saat si budak hitam itu sedang berteriak menawarkan dagangan tiba-tiba seseorang mendekapnya dari belakang,sebelum si budak hitam sempat mengenal orangnya,orang itu sudah menutup kedua matanya.

“siapa ini?lepaskan aku!lepaskan aku!”kata si budak hitam terkejut,lalu orang itu pun melepaskan kedua tangannya dari mata si budak hitam,kedua tangannya diturunkan dan berada dalam keadaan memeluk si budak hitam.

Dengan penuh rasa penasaran si budak hitam segera menoleh kebelakang untuk mencari tahu siapakah yang sedang menggodanya,setelah menyadari siapa orang itu si budak hitam begitu terkejut sekaligus gembira.

Jantungnya berdebar kencang namun hatinya merasa begitu nyaman,ternyata orang itu adalah orang yang paling dicintainya dari sekian banyak makhluk yang tercipta di bumi,dialah makhluk yang paling di muliakan di seluruh penjuru semesta,dan kini orang itu sedang mendekapnya,orang itu tidak lain adalah Muhammad al-Musthafa yang mendapat gelar kemuliaan dari Yang Mahamulia dengan sebutan Rasulullah.

Si budak hitam begitu bahagia..sangaat bahagia,dengan manja ia merapatkan punggungnya ke dada Nabi saw,dan Nabi saw pun memeluknya lebih erat.Lalu dengan berlagak sebagai pedagang Nabi saw berteriak,”budak,budak,siapa yang mau beli?”

Si budak hitam tersenyum dan berkomentar,”budak hitam sepertiku apa bisa laku,ya Rosul?”.Nabi saw tersenyum dan berkata,”engkau jauh lebih mahal di bandingkan langit dan bumi.”


“Seorang pesimistis menganggap dirinya sebagai korban kejahatan orang lain dan zaman.”  (Yusuf al-uqsary)

Diteras sebuah rumah tampak seorang kakek sedang asyik bermain catur dengan cucunya,beberapa saat kemudian sebuah mobil sedan berhenti di depan rumah mereka.

Seorang laki-laki berjas hitam keluar dari dalam mobil dan menghampiri si kakek untuk menanyakan sesuatu,”Maaf kek,saya merencanakan untuk pindah rumah ke kampung ini,namun sebelumnya saya mau bertanya ,bagaimanakah prilaku orang-orang yang tinggal di sekitar sini?”

Si kakek balik bertanya,”Anda sendiri sebelumnya tinggal di lingkungan yang bagaimana?”
“Sebelumnya saya tinggal di limgkungan orang-orang yang sombong,egois serta memiliki sikap yang dingin.”jawab lelaki itu.

Si kakek mendesah dan berkata,”Sayang sekali,di daerah inipun orang-orangnya memiliki sifat sombong,egois serta bersikap dingin.”

Lelaki itu tampak kecewa,lalu ia kembali masuk ke mobilnya dan melaju meninggalkan halaman rumah kakek,sementara si kakek kembali dengan kesibukannya bermain catur dengan cucunya.

Beberapa saat berselang,tiba-tiba seorang pemuda dengan mengendarai sepeda motor berhenti di halaman rumah kakek,pemuda itu turun dari motornya dan menghampiri si kakek untuk menanyakan sesuatu,” Maaf kek,saya merencanakan untuk pindah rumah ke kampung ini.namun sebelumnya saya mau bertanya ,bagaimanakah prilaku orang-orang yang tinggal di sekitar sini?”

Si kakek pun balik bertanya,”Anda sendiri sebelumnya tinggal di lingkungan yang bagaimana?”

“Sebelumnya saya tinggal di lingkungan orang-orang yang menyenangkan,ramah dan baik hati.”Jawab pemuda itu.

Si kakek tersenyum dan berkata,”Masyarakat di sekitar sinipun orangnya menyenangkan,ramah dan baik hati.”

Pemuda itupun tersenyum puas ,ia kembali mengendarai motornya dan melaju meninggalkan halaman rumah si kakek.

Melihat pemandangan itu,cucu kakek hanya diam dengan penuh tanda tanya,si kakek mengetahui apa yang membuat cucunya bingung.

Dengan penuh kebijaksanaan si kakek pun memberi penjelasan,”Kehidupan ini ibarat sebuah cermin,ia akan memantulkan apapun persangkaan yang kita buat tentangnya.Jika kita memandang dunia dengan tersenyum maka dunia akan tampak berbinar,namun jika kita memandang dunia dengan wajah murung maka dunia pun akan tampak begitu kelam.”



Pada masa kekuasaan Umar bin Khottob,islam mengalami kemajuan yang sangat pesat,di bawah kepemimpinannya islam berhasil menaklukkan banyak wilayah,sehingga nama Umar ra pun menggema di seluruh imperium,membuat para Kisra dan Kaisar bergidik ngeri saat mendengar namanya.

Umar ra dikenal sebagai seorang Khalifah yang tegas dan keras sehingga orang-orang merasa segan terhadapnya,bahkan setan-setan pun akan lari berhamburan saat mendengar suara langkahnya.

Apalagi anak-anak yang masih kecil dan lugu,jika mereka sedang asyik bermain lalu terlihat bahwa sang Khalifah akan melewati tempat mereka bermain,mereka akan bubar dan berlarian ke rumah mereka masing-masing.

Tapi saat itu,ketika Umar ra melewati sekelompok anak-anak yang sedang bermain,seorang anak kecil masih tetap di tempatnya dan tidak beranjak sedikitpun padahal teman-temannya sudah lari ketakutan melihat kedatangan Umar ra.

Sang Khalifah merasa heran dan takjub karna keberanian anak itu yang tak lain adalah Abdullah bin Zubair,lalu dengan nada bercanda Umar ra bertanya pada Abdullah, “semua temanmu lari,tapi kau tidak ikut lari.apa kau tidak merasa takut?”

Si kecil Abdullah dengan tenang menjawab,”aku tidak melakukan kejahatan sehingga harus takut padamu,dan jalan ini tidaklah sempit sehingga aku harus melapangkannya untukmu.”


“orang pandai adalah yang paling bisa mengerti akan hidup dimana ia ditempatkan”

 Pada bulan romadlon seorang santri berkunjung ke tempat kyainya untuk berbuka puasa,saat adzan maghrib berkumandang sang kyai menyuguhkan segelas air sirup untuk santrinya dan segelas sirup untuk dirinya sendiri.

Keduanya langsung membaca do’a berbuka dan meneguk sirup itu untuk membasahi kerongkongan yang sedari pagi sengaja tidak terlewati apapun.

Santri itu sejenak memandangi gelas yang ada digenggaman tangannya lalu ia pun berkomentar,”kyai,aku rasa gelas ini terlalu tipis sehingga mudah pecah,apa tidak sebaiknya kyai menggantinya dengan gelas yang lebih tebal?” 

Sang kyai hanya tersenyum mendengar komentar polos dari santrinya itu,dengan tenang kyai menanggapi komentar santrinya,”aku rasa aku tak perlu mengganti gelas itu dengan yang lebih tebal,tapi kamu sendirilah yang harus belajar untuk lebih berhati-hati   menggunakannnya karna gelas itu begitu tipis dan mudah pecah.”


“Kita bukan kaya karena apa yang kita miliki melainkan kaya karena yang mampu kita perbuat tanpa kekayaan itu.”

  Suatu ketika Nabi Isa as sedang berjalan melalui sebuah pasar,orang-orang Bani Israel yang melihatnya berteriak menghina dan mengejek Nabi Isa.

Mendengar berbagai hinaan yang ditujukan kepadanya Nabi Isa hanya tersenyum,dengan tenang dia berdo’a kepada Allah agar orang-orang Bani Israel diberikan kebaikan dan keselamatan.

Muridnya heran melihat perbuatan gurunya,”Engkau mendo’akan orang-orang itu? apa engkau tidak marah sama sekali dengan perlakuan mereka?”

Nabi Isa dengan penuh kebijaksanaan pun menerangkan,”Saat ini tidak ada apapun di dalam kantongku,hanya inilah yang bisa aku berikan kepada mereka.”




Tiada Jalan Pintas


 “Betapa sering ketergesaan menjadi sebab sebuah keterlambatan” (Aidh al-Qorni)

 Ada seorang murid yang hendak belajar ilmu bela diri,sebelum pelajaran di mulai murid tersebut bertanya kepada gurunya,”guru,kira-kira berapa waktu yang saya perlukan untuk menyelesaikan semua pelajaran yamg guru sampaikan?”

Guru itu tersenyum dan berkata,”mungkin 5 tahun”

Murid itu berpikir sejenak dan berkata,”tapi bagiku itu terlalu lama guru.Bagaimana jika aku belajar sungguh-sungguh siang malam,aku akan mencoba belajar dengan sangat keras dan sedikit saja kuluangkan waktu untuk beristirahat..kira-kira berapa waktu yang diperlukan untuk bisa menyelesaikan semua pelajaran yang guru sampaikan?”

Guru itu dengan tenang menjawab,”mungkin 10 tahun.”

winapurwokoadi.blogspot.com

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

0 comments:

Post a Comment

 
biz.