Pernah dengar Kota bernama Magelang? Sebenarnya aku merasa
aneh jika banyak yang belum mengenal Kota yang satu ini mengingat keunikan Kota
yang satu ini, tapi kenyataannya demikian. Ternyata Magelang belum seterkenal dugaanku,
beberapa kali aku bertanya pada teman-teman FB yang berasal dari luar kota tapi
masih banyak yang belum mengenal Kota Magelang. Anehnya, ada temanku yang
mengaku sering ke Candi Borobudur ternyata tidak mengenal Kota Magelang. Aduh
aduh neeng, Candi Borobudur itu letaknya di Magelang.
Sebagai sebuah Kota, Magelang memang bisa dibilang sangat
kecil. Untuk melintasi dari ujung ke ujung Kota Magelang menggunakan sepeda
motor tidak dibutuhkan waktu lebih dari 20 menit dengan catatan jalanan sepi.
Selain itu, jalanan di Kota Magelang cenderung datar sehingga jika hendak
berkendara dengan sepeda onthel tetap terasa nyaman. Tapi meski begitu,
pengendara sepeda onthel di Magelang relatif sangat sedikit, mungkin karna gaya
hidup yang kekotaan sehingga merasa gengsi jika harus berkendara dengan sepeda
onthel.
Berbeda dengan pemandangan di Kota lain seperti Sragen,
Klaten, Pemalang, dsb yang tiap pagi banyak dijumpai anak Sekolah berangkat ke
Sekolah bareng dengan mengayuh sepeda, di Magelang tidak dijumpai hal semacam
itu. Di Magelang, anak Sekolah lebih banyak mengendarai Sepeda Motor. Entah
mengendarai sendiri atau dibonceng. Daripada berangkat ke Sekolah dengan
mengayuh Sepeda, mereka lebih memilih naik Angkutan Kota.
Meski tergolong kecil, Kota Magelang bisa dikatakan sebagai
Kota Semi Metropolitan. Hal itu karna sarana dan prasarana Kota Magelang begitu
lengkap. Cukup banyak Mall dibangun. Infrastruktur yang selalu diperbarui.
Sekolah Negri yang cukup banyak. Terdapat pula beberapa Universitas didalamnya. Fasilitas yang begitu lengkap. Bahkan di Kota
Magelang sudah memiliki Stadion Sepak Bola. Belum lagi rencana pengaktifan
kembali jalur kereta api yang menghubungkan Yogyakarta dan Semarang.
Magelang terdiri dari Kabupaten dan Kota. Kabupaten
Magelang sendiri jika dibandingkan dengan Kotanya terbilang amat sangat luas.
Saya pribadi belum mengenal baik Kabupaten Magelang yang memiliki Slogan
Magelang Gemilang, tapi tidak jadi soal karna pada tulisan kali ini saya lebih
memfokuskan pada Magelang Kota. Oh iya, sebagai catatan saja, Candi Borobudur
yang dijuluki sebagai Candi terbesar di seluruh dunia dan termasuk dalam salah
satu Keajaiban Dunia terletak di Kabupaten Magelang, tepatnya di Kecamatan Borobudur.
Jika berkendara dengan sepeda motor dari pusat Kota Magelang mungkin dibutuhkan
waktu sekitar 30 menit.
Baiklah, kembali ke topik utama, tentang Kota Magelang. Secara
geografis, Magelang mungkin bisa dianggap sebagai benteng yang kokoh, andai
saja belum ada pesawat ataupun nuklir dalam peperangan. Bagaimana tidak?
Magelang dikelilingi oleh Gunung, yakni Gunung Sumbing di sebelah barat, Gunung
Merbabu dan Gunung Merapi disebelah Timur dan Gunung Sindoro sebelah utara,
belum lagi perbukitan lain yang aku tidak kenal namanya. Selain itu di sebelah baratnya
melintas sungai Progo dan disebelah timurnya dilintasi sungai Elo. Bisa
dibayangkan kan betapa kokohnya jika Magelang dijadikan benteng pertahanan?
Magelang adalah Kota yang sejuk, pepohonan rindang masih
banyak dijumpai. Arus lalu lintas di Kota Magelang sendiri terbilang lancar.
Pemerintah menyediakan jalan lintasan untuk sepeda ontel dan becak, meski masih
sering pengendara motor menyalahgunakan lintasan tersebut. Selain itu Magelang
dikenal bebas banjir karna terletak di dataran tinggi. Jikapun air hujan
melimpah tentulah akan langsung mengalir ke Sungai Progo atau Sungai Elo.
Terdapat sebuah bangunan zaman Belanda yang menjadi ciri
khas Kota Magelang dan bahkan dijadikan maskot Kota Magelang. Bangunan tersebut
lebih sering dikenal dengan sebutan Kompor Air. Karna berbentuk seperti Kompor
dan digunakan untuk menampung air yang
kemudian dialirkan ke penjuru Kota Magelang. Kompor Air itu terletak tepat di
Alun-alun Kota Magelang.
Selain Kompor Air ada bangunan lain yang dijadikan maskot
Kota Magelang, bangunan itu adalah sebuah patung raksasa replika Pangeran Diponegoro
yang menunggang Kuda. Patung tersebut juga terletak di Alun-alun Kota Magelang.
Jika ada bangunan lain yang bisa dijadikan simbol Kota Magelang, tentu saja itu
adalah Candi Borobudur.
Tepat di pusat Kota Magelang terdapat sebuah Bukit yang
bernama Bukit Tidar. Konon kabarnya, Bukit Tidar terletak di pusat Pulau Jawa.
Dan mitosnya, Bukit Tidar merupakan “pakuneng Jowo” (pakunya Pulau Jawa, pen). Yang
mana mitosnya, dulu Pulau Jawa selalu “gonjang-ganjing” kesana kemari, sebab
itulah dipatok dengan Bukit Tidar sehingga Pulau Jawa tetap ditempatnya. Di
bawah kaki bukit Tidar terdapat markas AKMIL, selain itu disisi Utara sebelah
Baratnya digunakan sebagai Lapangan Golf.
Tempat Wisata di Magelang cukup banyak, terutama di daerah
Kabupaten. Seperti Curug Slawe, Kedung Kayang, Ketep, Candi Borobudur, Pisangan
dan masih banyak lagi. Sementara di Kota Magelang sendiri terdapat Taman Kyai
Langgeng, yang mana didalamnya terdapat beragam koleksi bunga dan satwa, juga
wahana bermain. Selain itu mungkin lebih pada Museum, dari Museum Diponegoro,
Museum Soedirman, dsb.
Slogan Kota Magelang beberapa kali mengalami perubahan. Pada
awalnya, adalah Magelang Kota Harapan yang
merupakan kepanjangan dari Hidup Asri Rapi Aman Nyaman. Kemudian diganti menjadi Magelang Kota Jasa, saya masih belum mengerti maksud
penamaan tersebut. Dan untuk saat Ini
Walikota Magelang mengganti slogan Kota menjadi Magelang Kota Sejuta Bunga.
Kenapa diberinama Magelang Kota Sejuta Bunga? Silakan
bertanya pada rumput yang bergoyang, hehehe... Sebenarnya banyak masyarakat
Magelang yang penasaran tentang kenapa Pak Sigit (Walikota Magelang) mengganti
slogan Kota Magelang dari Magelang Kota Harapan menjadi Magelang Kota Sejuta
Bunga. Mengingat di Kota Magelang sendiri tidak berbeda dengan umumnya Kota
lain dalam hal penanaman bunga. Tidak banyak bunga disepanjang jalan Kota Magelang,
juga tidak digalakkan penanaman bunga kepada masyarakat.
Sebagai gantinya, Walikota Magelang menempatkan beberapa
lampu replika berbentuk bunga di beberapa titik, hal itulah satu-satunya yang
membuat Kota Magelang memiliki nilai lebih dalam hal per-bunga-an di banding
Kota lain. Namun tetap saja mengecewakan karna bukan malah menanami bunga-bunga
asli di sepanjang jalan Kota Magelang tapi justru menanami dengan bunga palsu.
Jadi jangan heran jika beberapa warga Magelang dengan sinis memberi slogan
Magelang Kota Sejuta Lampu Bunga.
candi borobudur itu di kecamatan borobudur, bukan mungkid
ReplyDeleteterima kasih atas koreksinya.
DeleteAnak sekolah ndak pada pake sepeda karena jalannya naik turun
ReplyDeletekalo daerah kota jarang yang naik turun. jikapun ada tak seberapa tinggi
Deletebg apa ada alamat di bawah ini ya .
ReplyDeletejl .magelang km 17 karanganyar
maaf, saya kurang tau. karanganyar itu masuk kebumen ya? jika iya maka bisa saja ada alamat seperti itu.
Delete