Tuesday 1 September 2015

Fenomena Otaku Di Indonesia



Obrolan Petang kali ini aku akan membahas seputar Otaku. Otaku secara bahasa berarti seseorang yang terobsesi dengan satu bidang khusus, dalam hal ini bidang tersebut berasal dari budaya Jepang. Otaku sendiri bermacam-macam jenisnya, dari Otaku Robot, Otaku Kereta Api, Otaku Komputer dan sebagainya. Namun di Indonesia, ketika seseorang mengatakan kata Otaku maka Otaku yang dimaksud adalah Otaku Anime, itu karna Otaku Anime lebih populer dibandingkan Otaku lainnya. Dalam artikel ini pula ketika aku menyebutkan Otaku tanpa tambahan embel-embel dibelakangnya berarti Otaku yang kumaksud adalah Otaku Anime.

Jika dijabarkan secara semestinya, Otaku seringkali dimaknai negatif sebab itu di Jepang banyak orang yang merasa malu disebut Otaku. Karna Otaku berarti seorang yang saking fanatiknya terhadap anime hingga mengabaikan kehidupan di dunia nyata. Namun, di Indonesia istilah Otaku mengalami pergeseran makna dari yang fanatik terhadap Anime menjadi yang sekedar hobby nonton Anime tanpa harus mengabaikan kehidupan di dunia nyata. Jadi jika kita mendengar kata Otaku di Indonesia maka sebenarnya yang dimaksud adalah Anime Lovers, yaitu pecinta anime yang tetap memperhatikan hubungan di dunia nyata. Tidak perlu berdebat tentang istilah Otaku yang tidak pada tempatnya ini karna di Indonesia populernya begitu.

Di Indonesia, Otaku membentuk kelompok sosial di dunia nyata maupun di dunia maya. Untuk masuk ke dalam dunia Otaku keberadaan internet sangat diperlukan. Kenapa demikian? Karna Otaku adalah hobby yang sulit ditekuni tanpa keberadaan internet.  Seseorang yang hanya tau Anime yang diputar di Televisi swasta saja belum bisa dikatakan sebagai Otaku. Para Otaku setidaknya harus mengetahui judul-judul Anime yang populer di kalangan Komunitas Otaku sehingga dia bisa ikut “nimbrung” dalam perbincangan Komunitas Otaku. Dan judul-judul populer tersebut hanya bisa didapatkan melalui internet. Pemasaran Anime dalam bentuk DVD masih sangat jarang ditemui di Indonesia.

Karna Anime yang dinikmati para Otaku tidak di “dubbing” ke bahasa Indonesia dan hanya menggunakan subtitle sebagai alat bantu bahasa, maka para Otaku menjadi cukup familier dengan bahasa Jepang. Beberapa bahasa Jepang pun menjadi bahasa gaulnya para Otaku. Sebab itulah kita bisa menemukan para Otaku menggunakan beberapa kosakata Jepang dalam perbincangannnya dengan sesama Otaku. Seperti menyebutan “kawai” yang berarti manis, “moe” yang berarti imut, “kakkoi” yang berarti keren, dan istilah-istilah lain yang sering terdengar dari Anime yang ditonton.

Dewasa ini keberadaan Anime genre Slice of Life dan School begitu populer, hal itu berpengaruh dengan bertambahnya pengetahuan para Otaku tentang budaya Jepang. Para Otaku tidak perlu lagi membaca buku-buku tebal untuk mengenal Jepang baik dari segi budaya, geografis, kultural, seni dan sebagainya karna  hal itu sudah digambarkan dalam Anime. Sebab itulah pola pikir dan budaya Jepang banyak terserap oleh para Otaku.




Komunitas Otaku tersebar diberbagai penjuru dan banyak diantaranya cukup terorganisir. Seringkali komunitas Otaku membuat pertemuan rutin dan mengadakan banyak kegiatan, dari sekedar diskusi Anime hingga pengadaan kompetisi sebagai ajang mengasah kreatifitas. Meski sering dipandang sebelah mata, banyak Otaku yang memiliki kreatifitas lebih dibanding umumnya masyarakat. Kreatifitas tersebut pun bentuknya beragam. Banyak Otaku terobsesi membentuk Band musik karna termotivasi dengan Anime yang ditontonnya, banyak pula Otaku mengasah kemampuan menggambarnya karna kecintaaannya pada tokoh Anime idolanya, juga kreatifitas dalam desain kostum untuk para cosplayer atau kemampuan berbahasa Jepang bagi para translator atau dalam menulis artikel sebagai sarana informasi para Otaku dan banyak kreatifitas lain yang dikembangkan.



Karna kesibukan terhadap hobby-nya para Otaku tidak memiliki waktu melibatkan diri dalam pergaulan bebas, terjerumus dalam Narkoba, mabuk-mabukkan, tawuran dan sebagainya. Para Otaku mungkin lebih seperti anak rumahan yang tidak suka berkeliaran tanpa tujuan. Meski begitu tidak dipungkiri bahwa tidak semua Otaku bisa jadi orang baik-baik, itu tergantung dari jenis Anime yang ditontonnya. Jika jenis Anime yang disukai Otaku tersebut lebih pada genre Ecchie, Hentai, Gore dan sejenisnya maka hal itu bisa menjadi pengaruh yang buruk bagi kepribadiannya. Jika tidak hati-hati memilah, tak jarang pula anime memberikan pengaruh budaya yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai agama, misalnya pada anime Yaoi, Yuri, Siscon, dsb.

Meski keberadaan Otaku memberikan pengaruh terhadap asimilasi dan akulturasi budaya, namun keberadaan Otaku tidak begitu berdampak terhadap Politik maupun Agama, karna komunitas Otaku terbentuk bukan bertujuan untuk melakukan gerakan namun lebih pada sekedar hobby. Walaupun Otaku bisa menjalani kehidupan bermasyarakat sebagaimana biasa, namun Otaku tetaplah memiliki sisi gelap. Sikap berlebihan dalam hobby Otaku bisa memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan sosialnya. Secara garis besar terdapat 4 macam gangguan Psikologis akibat sikap Otaku yang berlebihan, antara lain :

1. Weeaboo



Weeaboo atau lebih mudah jika menyebutnya Wibu adalah sebutan bagi seseorang yang bukan warga Jepang namun bersikap dan bertingkah laku seperti orang Jepang lebih daripada orang Jepang itu sendiri. Wibu memiliki kemiripan dengan ideologi Nazi Jerman pada perang dunia yang menganggap suatu bangsa merupakan bangsa pilihan. Hanya saja berbeda dengan Nazi, jika Nazi menyombongkan bangsanya sendiri sebagai ras pilihan dan merendahkan ras lain. Maka Wibu menyombongkan bangsa lain_ dalam hal ini Jepang_ sebagai ras pilihan, seorang Wibu akan mengkategorikan dirinya sebagai bagian dari Jepang dan berperilaku seperti orang Jepang kemudian merendahkan bangsanya sendiri seakan dirinya sudah terlepas dari bangsanya.

2. Hikkikomori



Berbeda dengan Wibu, Hikkikomori tidak begitu peduli dengan lingkungannya. Hikkikomori adalah sebutan bagi orang yang suka mengurung diri dan menjauhi kehidupan bermasyarakat. Banyak perbedaan pendapat seputar definisi Hikkikomori tapi aku pribadi lebih cenderung pada definisi Hikkikomori sebagai orang yang menjauh dari masyarakat, tidak harus selalu mengurung diri di kamar dan tidak pula harus Otaku. Meski begitu, Otaku memang rentan terhadap hal ini. Seorang Otaku biasanya akan selalu sibuk dengan Komputer-nya dan menghabiskan waktunya untuk menonton atau men-download Anime sehingga dia tidak memiliki waktu untuk mengenal lingkungannya. Kurangnya bersosialisasi menyebabkan kemampuan bermasyarakatnya payah, pada akhirnya dia merasa nyaman dalam kesendiriannya. Hikkikomori seringkali menjadi beban bagi keluarganya karna seorang Hikkikomori biasanya akan menjadi NEET, NEET merupakan kepanjangan dari Not Education Employing and Training alias pengangguran.

3. Chuunibyou



Chuunibyou adalah seseorang yang dalam tingkah laku dan gerak-geriknya meniru Anime yang ditontonnya, jenis Anime yang menyebabkan sindrom Chuunibyou biasanya adalah dari genre Action dan Fantasy. Contoh prilaku tersebut adalah seseorang yang melakukan pose tertentu kemudian mengucapkan Kamehame meniru Son Goku, tokoh Dragon Ball. Tidak ada yang aneh jika yang melakukan pose tokoh idolanya adalah seorang anak kecil, tapi tentu saja akan nampak konyol jika yang melakukannya adalah seorang remaja atau orang dewasa.

4. Nijikon




Dari keempat gangguan Psikologis tersebut yang paling parah adalah Nijikon. Nijikon adalah ketertarikan terhadap karakter Anime. Ketertarikan disini maksudnya adalah ketertarikan seksual atau bahasa halusnya adalah jatuh cinta dengan karakter Anime. Keberadaan Nijikon berakibat buruk bagi kelangsungan hidup suatu Negara. Pemerintah Jepang pun berupaya keras mengurangi keberadaan Nijikon. Nijikon adalah ketertarikan dengan lawan jenis dari tokoh Anime, bukan lawan jenis di dunia nyata. Memang, dengan keberadaan Nijikon bisa mengurangi tingkat pemerkosaan maupun pelecehan seksual, namun dalam jangka panjang tentunya bisa berakibat pada punahnya generasi karna tidak adanya bayi yang lahir. Pengidap Nijikon tidak tertarik untuk hidup berumah tangga karna dia hanya mencintai karakter 2D. 

winapurwokoadi.blogspot.com

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

6 comments:

 
biz.