Friday 24 July 2015

Topeng Malaikat di Facebook





Perkembangan zaman selalu beriring dengan teknologi yang semakin maju demi memberikan kemudahan bagi kita dalam beraktifitas. Bahkan teknologi tak hanya mengupayakan kemudahan dalam hal yang bersifat pekerjaan tapi juga mencakup hubungan sosial. Sekarang kita bisa dengan mudah ngobrol dengan teman dan saudara tanpa kita harus keluar rumah, atau lebih jelasnya hubungan sosial bisa dilakukan tanpa pertemuan langsung.

Facebook menjadi jalan keluar bagi persoalan hubungan sosial yang sulit dilakukan karna kesibukan. Disini, Facebook hanyalah salah satu contoh fasilitas yang memudahkan kita untuk menjalin hubungan sosial tanpa pertemuan langsung, selain itu masih ada friendster, BB, twitter, whatsapp dan yang lainnya. Namun apakah itu semua bermanfaat? Ya, tentu saja. Setiap teknologi itu dibuat demi memberikan kemanfaatan.

Hubungan sosial yang terjalin melalui internet bisa kita sebut juga dengan hubungan dunia maya. Kenapa dinamakan dunia maya? Tentu saja karna hubungan tersebut dilakukan tanpa pertemuan langsung. Namun manusia adalah makhluk yang mabuk perhatian. Manusia selalu ingin dianggap keberadaannya dan bahkan ingin diperlakukan lebih daripada yang semestinya.

Salah satu kebutuhan terpenting manusia adalah kebutuhan bersosialisasi, jika kebutuhan ini tidak tercukupi maka manusia bisa gila. Aku teringat kisah seorang korban Perang Dunia II yang dirangkum disebuah Novel, dimana setelah beberapa hari dia bersembunyi dia hampir gila karna hidup sendiri, diapun nekad menemui tentara Jerman yang sudah jelas-jelas ingin membunuhnya hanya karna butuh teman bicara. Kejadian itu menggambarkan betapa pentingnya kebutuhan untuk berbincang-bincang sampai dia mengabaikan nyawanya sendiri.



Itulah sebabnya Facebook  begitu populer dan diminati karna seolah bisa mencukupi kebutuhan paling mendasar manusia yaitu bersosialisasi. Namun tidak dipungkiri bahwa keberadaan Facebook juga memberikan efek negatif yang cukup besar. Seringkali kebutuhan sosial yang tercukupi oleh Facebook justru mengorbankan kebutuhan sosial yang lebih besar di dunia nyata. Manusia justru lebih memilih kehidupan maya dibanding kehidupan nyata.

Lalu muncullah generasi manusia yang ramah di dunia maya namun acuh di dunia nyata. Kehidupan yang dijalani menjadi tidak lebih dari sekedar bayangan, pada akhirnya keberadaan Facebook justru menjadikan manusia lebih bersikap anti-sosial dibandingkan sebelumnya. Hikkikomori adalah istilah yang tepat untuk menggambarkan seseorang yang bersikap anti-sosial karna fokusnya dia dengan dunia maya. Sebenarnya Hikkikomori adalah istilah yang dipakai untuk Otaku, namun karna pengertiannya sama saja maka tak ada salahnya aku menggunakannya disini.



Apa sebab manusia lebih memilih kehidupan maya dibandingkan kehidupan nyata? Apa sebab manusia lebih memilih mengetuk-ngetuk jempolnya pada keypad Handphone daripada berbincang ramah dengan orang disebelahnya? Tak lain dan tak bukan adalah karna hubungan di dunia maya tampak lebih indah daripada hubungan dunia nyata.

Di Facebook, tiap dari kita bisa menampilkan diri kita sesempurna mungkin dengan melumeri perkataan kita dengan bahasa langit. Setiap orang di Facebook adalah orang yang berhati Malaikat dengan kalimat bijak yang memukau. Di Facebook kita bisa merayu gadis idaman kapan saja tanpa perlu cuci muka dan gosok gigi karna wajah kita akan selalu tampak dalam kondisi terbaik persis dengan pic profil yang kita pampangkan.



Pada dasarnya manusia selalu ingin merasa baik terhadap dirinya sendiri sebab itulah mereka berusaha menampilkan dirinya sebaik-baiknya dan mengumpulkan semacam poin dari orang lain sebagai pencapaian nilai dirinya, poin tersebut bisa diterjemahkan dengan “like” status dan “comment” status. Manusia akan melakukan apapun dan meluangkan waktu selama apapun demi mendapatkan pencapaian poin yang besar.

Bahasa-bahasa langit yang sebenarnya tidak dia pahami pun diketik, ungkapan-ungkapan pujangga yang dicontek dari buku-buku sastra pun di posting. Banyak trik dilakukan manusia hanya demi “mengemis like dan comment” . Dari do’a yang minta diaminkan lewat comment, membual dengan foto yang akan menampilkan keunikan ketika di comment,  hingga yang paling parah adalah mendoakan keburukan bagi yang mengabaikan statusnya.



Tentu saja, cara terbaik menangani para “pengemis like dan comment” adalah dengan mengabaikannya, menanggapinya justru hanya semakin membuatnya ketagihan karna kepuasan yang dicapai oleh mereka adalah kepuasan abstrak yang tidak akan pernah sampai pada pencapaian. Jika kita ingin mengaminkan doa yang diposting oleh seseorang maka kita bisa mengaminkan dengan lisan dan itu lebih afdhol, lebih bagus lagi jika kita menirukan saja doa tersebut. Jika ada yang mengatakan bahwa sesuatu akan terjadi di foto yang diposting jika kita mengetik angka 3 atau yang lainnya maka itu bohong, tidak akan terjadi apapun di foto tersebut setelah kita menuruti permintaannya. Dan jika ada yang mendoakan keburukan jika kita tidak “like” atau “comment” statusnya, maka doa keburukan itu justru akan kembali pada pendo’anya.



Namun, jika “pengemis like dan comment” itu tidak lain adalah kita sendiri, itu berarti kita telah tercandu oleh Facebook dan harus segera ditangani. Seseorang yang melakukan segala cara hanya demi mendapatkan “like” dan “comment” adalah orang yang terganggu jiwanya. Kebanyakan orang memberikan “like” dan “comment” tidak benar-benar karna menyukai status tersebut tapi hanya sekedar basa-basi. Aku pernah coba membuat akun dengan nama dan pic profil seorang cewek sekedar buat iseng (sekarang sudah ku non-aktifkan), dengan itu aku bisa mendapatkan ratusan “like” dan “comment” hanya dengan sebuah status tak mutu seperti “hai”, “pagi semua” dan sebagainya. Intinya, “like” dan “comment” itu tidak selalu karna status yang kita buat tapi lebih pada motif hubungan timbal balik yang diinginkan.



Tidak semuanya begitu sih, memang kadang ada pemberi “like” dan “comment” yang melakukannya memang karna menyukai status yang dibuat. Aku pribadi jika memang menyukai sebuah status maka akan memberikan tanggapan sebagai bentuk pujian. Tidak dipungkiri bahwa “like” dan “comment” itu penting tapi jangan sampai kita terlalu ambisius untuk mendapatkannya.

Postinglah status-status yang bermanfaat tanpa mengharap tanggapan, itulah yang dinamakan ikhlas. Posting status yang ikhlas akan membebaskan kita dari bentuk kecemasan dan kegelisahan. Jika kita terpaku pada tanggapan orang maka setiap menit dan setiap jam kita akan selalu penasaran untuk melihat seberapa banyak “notification” yang kita dapatkan dan itu sungguh melelahkan. Padahal, semakin sering kita membuka Facebook makin acuhlah kita terhadap kehidupan nyata yang pada akhirnya membuat kita menjadi anti-sosial.



Aku tidak menyarankan untuk meninggalkan Facebook karna aku sendiri menggunakannya, aku mendapatkan banyak manfaat dari penggunaan Facebook. Hanya saja jangan berlebihan membenamkan diri dalam dunia maya. Jadikanlah Facebook hanya sebagai pengisi waktu senggang kita di dunia maya bukan pengganti kesibukan di dunia nyata. Jangan sampai keberadaan Facebook membuat kita sungkan untuk sekedar menyapa orang yang berada disamping kita, tersenyum dengan mereka yang kita yang ada dihadapan kita, mengobrol akrab secara langsung dengan teman duduk di Angkutan dan sebagainya.


Bagaimanapun juga keberadaan Facebook tidak bisa menggantikan hubungan sosial nyata di dunia kita. Ribuan like yang kita dapatkan tidak bisa menandingi keramahan tulus yang kita peroleh dari tetangga kita. Adu argumentasi dengan bahasa langit yang kita lakukan tidak sebanding dengan obrolan ringan dengan teman kerja kita, begitu pula yang lainnya. Banyak hal yang tidak bisa diwakilkan oleh Facebook, tatapan mata, desahan nafas, intonasi suara dan sebagainya hanya bisa didapatkan dari hubungan sosial di dunia nyata. Silakan buka Facebook-mu tapi berikanlah keramahanmu juga terhadap orang-orang disekitarmu.

winapurwokoadi.blogspot.com

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.

2 comments:

  1. yaelah, masa cuma like+ komen lsg masuk surga :v

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha... iya tuh. sekarang dah banyak bertebaran status lebay di wall FB

      Delete

 
biz.