Seorang pengemis menggendong bayi adalah fenomena biasa.
Dulu aku selalu merasa simpati dengan pengemis macam itu, yang terbayang dalam
benakku adalah sosok seorang ibu yang berjuang mencari sesuap nasi demi anaknya
tercinta. Siapa sih manusia yang tega melihat fenomena semacam itu? Dan apalah
arti selembar uang seribuan yang dikorbankan selama bisa membuat si kecil
tertawa?
Namun sekarang setiap aku melihat seorang pengemis
menggendong bayi perasaanku berubah, bukan simpati tapi marah. Pagi tadi
seorang pengemis mendatangiku dengan menggendong bayi aku langsung menolaknya
namun pengemis tersebut masih ngotot di tempatnya meminta belas kasih. Kedua
temanku merasa iba dan hendak memberikan uang namun aku melarangnya, mungkin
karna nada bicaraku sedikit emosional sehingga temanku mengurungkan niatnya
untuk bersedekah, akhirnya pengemis itu pergi.
Aku tak tahu apa yang dipikirkan teman-temanku tentangku
karna kejadian itu, yah, mungkin aku jadi terlihat jahat, tapi tentu saja aku
punya alasan. Ngomong-ngomong, tahukah kalian kenapa bayi yang dibawa pengemis
tidak pernah rewel? Buat seorang ibu yang pernah mengurus bayi tentulah paham
bahwa yang namanya bayi jika dirinya tidak merasa nyaman tentulah akan sangat
rewel, butuh perhatian dan usaha ekstra untuk menenangkan si buah hati. Jadi,
masuk akalkah seorang bayi dibawa berpanas-panasan kesana kemari, sedangkan dia
tidak sedang dalam posisi meminum susu atau lainnya tapi dia terlihat
tenang-tenang saja?
Jika memang ada tips yang untuk menenangkan bayi meski harus
dibawa kesana-kemari tentulah itu sebuah ilmu yang sangat dicari oleh para ibu
yang sedang mengasuh bayi. Namun, sepanjang yang kutahu, membuat bayi
benar-benar tenang dan tidak rewel meski dalam keadaan tidak nyaman bukanlah
hal yang mudah, bahkan oleh para profesional sekalipun. Lalu kenapa, bayi yang
digendong pengemis selalu dalam keadaan tenang meski harus berpanas-panasan?
Obat penenang adalah jawaban yang masuk akal.
Sekejam itukah? Kenyataannya begitu. Aku sempat mencari tahu
tentang hal itu. Pada nyatanya, bayi yang dibawa mengemis itu bukanlah bayinya
sendiri, melainkan bayi sewaan. Demi melancarkan bisnisnya, para pengemis
selalu memiliki trik untuk menarik simpati dan dalam hal ini adalah dengan membawa
bayi. Dan dalam dunia bisnis, penawaran itu datang ketika ada permintaan.
Dengan adanya permintaan menyewa bayi maka ada pula penawaran jasa persewaan
bayi. Pertanyaannya, apakah ada seorang ibu yang tega menyewakan bayinya untuk
mengemis? Tak usah terkejut karna kenyataannya memang ada. Mungkin karna sudah
semakin dekatnya dunia dengan Kiamat sehingga banyak manusia telah berubah
menjadi iblis.
Tidak semua pengemis menyewa bayi, kadang seorang pengemis
memang membawa anaknya sendiri, kadang pula bayi tersebut adalah hasil
penculikkan. Dan bahkan pernah ada seorang pengemis yang memiliki kelakuan
iblis biadab berkaki empat karna demi mendapatkan simpati yang lebih besar maka
dia membuat si bayi cacat seumur hidup... naudzubillahi min dzalik.
Karna sebab itulah aku mengajak untuk tidak memberikan
simpati terhadap manusia-manusia berhati iblis semacam itu. Dan sudah menjadi
hukum alam bahwa jika kita mematikan bisnis para pengemis maka mereka mau tak
mau akan beralih profesi, dengan begitu maka bisnis persewaan bayi akan tutup
dan si kecil akan mendapatkan kehidupan selayaknya. Tapi jika kita malah
melancarkan bisnis mereka meski hanya dengan selembar uang seribu, maka
bayi-bayi kecil akan tetap dipekerjakan dan di bius dengan obat yang melebihi
dosis sehingga tak jarang mereka menemui ajalnya.
Dan untuk ke depannya, jika kalian didatangi seorang
pengemis yang menggendong seorang balita maka jangan pernah dan jangan pernah
memberi simpati, bersikap tegaslah. Jika perlu introgasilah dia dengan beberapa
pertanyaan semisal, “itu bayinya siapa?”, “dibius dengan obat apa?” dan
pertanyaan semisal yang bisa menyudutkannya, atau mungkin bisa juga
mengancamnya dengan melaporkan ke Polisi, karna sebenarnya tindakan mereka
memang masuk kategori Kriminalitas. Itu jika kalian memang merasa simpati
dengan si kecil. Di lain sisi, jika kalian memang ingin menjadi dermawan, maka
berikanlah sebagian harta pada orang yang tepat. Memberikan bantuan beras atau
uang atau yang lainnya kepada kaum kerabat atau tetangga sebelah yang memang
membutuhkan lebih dianjurkan, atau jika kesulitan mencari mereka yang memang
berhak, kita bisa menitipkannya kepada lembaga-lembaga zakat disekitar kita.