Showing posts with label Ensiklopedia. Show all posts
Showing posts with label Ensiklopedia. Show all posts

Monday, 4 July 2016

Bumi Datar ??




Di era modern ini topik paling konyol untuk dibahas adalah tentang bumi yang datar. Bahkan seorang anak SD sekalipun jika diberikan pernyataan bahwa bumi datar hanya akan menganggapnya gurauan dan candaan. Begitupun denganku, waktu mendengar topik flat earth aku hanya menganggapnya angin lalu dan sekedar pembodohan pencari sensasi semata. Namun rupanya pemahaman flat earth (bumi datar) berkembang lebih pesat dari yang dibayangkan, bahkan para sarjana, dosen dan profesor pun mulai banyak yang menarik ucapannya yang menyatakan bahwa bumi itu bulat. 

Pembaca yang budiman, sekarang aku akan memberikan sebuah pertanyaan pada kalian, sebuah pertanyaan yang sangat simple tapi sekali lagi kutekankan bahwa ini bukan candaan. Menurut pembaca sekalian, apakah bumi ini bulat ataukah datar? Ok, stop. Tahan dulu jawaban Anda. Kurasa akan lebih adil jika sebelumnya Anda mendengar apa yang dinyatakan oleh para penganut Flat Earth  dalam video berikut. Buat yang ingin menontonnya secara offline bisa di download terlebih dahulu, buat yang belum tau cara men-download video dari Youtube tanpa Software ada baiknya baca artikelku disini 

Video 01


Video 02


Video 03 



Video 04



Video 05



Video 06



Video 07



Video 08



Video 09


Video 10




Video 11



Video 12a




Video 12b




Video 13




Video 14



Video 15




Video Bonus



Nah, sekarang silakan jawab pertanyaan saya tadi. Apakah Anda masih berpegang teguh pada pendapat yang menyatakan bumi itu bulat ataukah berubah pikiran? Jawaban ada ditangan Anda. Aku sendiri tidak memberikan sebuah pernyataan apakah aku seorang penganut bumi bulat ataukah bumi datar. Jadi bagiku tidak penting apakah setelah melihat video tersebut kalian akan tetap berpendapat bahwa bumi itu bulat ataukah datar, yang terpenting disini adalah agar kita sama-sama belajar menilai sebuah objektifitas.

Dan terakhir, apapun pendapat yang akhirnya kita pegang semoga kita tetap bisa menghargai sebuah perbedaan dan tidak saling hina atau menganggap pendapat yang bertentangan sebagai orang bodoh. Terutama bagi seorang muslim, fenomena bentuk bumi merupakan khilafiyah di antara ulama sebagaimana fenomena qunut shubuh yang tidak akan tuntas diperdebatkan. Baik pendapat A maupun pendapat B, keduanya sama-sama merupakan pendapat ulama besar yang tidak boleh kita hina.

Sunday, 15 May 2016

Gravitasi dan Keteraturan Semesta


Obrolan kali ini aku ingin membahas sedikit tentang dunia astronomi. Dan kalo ada diantara kamu yang kebetulan suka dunia astronomi dan gak setuju sama tulisanku bolehlah nanti diskusi biar aku tau letak kesalahanku. Dan buat yang sama sekali gak tertarik dengan dunia astronomi ya silakan dilewat aja atau coba dech baca-baca tulisanku yang lain, hehe... promosi.

Gravitasi bisa dibilang sebagai topik yang sangat penting dalam dunia astronomi mengingat peran gravitasi terhadap keteraturan semesta begitu penting. Seluruh material angkasa terikat oleh hukum yang satu ini, itulah sebabnya ada yang namanya planet, bintang dan galaksi. Tanpa gravitasi, semesta ini tidak akan lebih dari sekedar sekumpulan materi yang berhamburan. Jika kita membayangkan sebuah istana, maka tanpa ada yang mengatur tentulah wujud istana tidak akan lebih dari sekedar hamparan pasir dan kerikil. Begitu pula semesta ini bisa begitu indah karna hasil dari “jerih payah” gravitasi.

Saat malam hari begitu cerah cobalah sejenak luangkan waktu untuk melihat indahnya gemerlap bintang di langit sana. Sebenarnya aku yakin tidak ada satupun ilmuwan yang mau repot-repot meluangkan waktu untuk menghitung jumlah pasir di bumi, meski begitu bukan hal yang berlebihan jika dikatakan bahwa jumlah bintang dilangit jauh lebih banyak daripada jumlah pasir di bumi. Alam semesta yang diketahui manusia adalah seluas 96 milyar tahun cahaya. 1 tahun cahaya itu sekitar 9,5 trilyun km. Jadi berapa jauhnya jagad raya yang diketahui manusia itu jika dihitung dengan skala kilometer? Kurasa kalkulator tidak akan sanggup memuat banyaknya jumlah 0 yang ada.



Sebenarnya tidak perlu juga membayangkan luasnya semesta yang jauh diluar jangkauan pikiran tapi setidaknya kita bisa menggunakan skala minimum dengan apa yang bisa kita lihat saja. Ketika malam menjelang dan bintang nampak begitu banyak, bayangkan saja semua bintang itu adalah matahari yang biasa menerangi kita di siang hari, karna nyatanya matahari memanglah sebuah bintang. Ratusan milyar matahari yang nampak di langit malam itu semuanya terikat oleh gravitasi. Sebagaimana planet mengorbit pada matahari, ratusan milyar matahari yang nampak dilangit malam juga mengorbit pada inti galaksi dan membuat sebuah gugusan bintang yang bernama galaksi Milky Way / Bima Sakti. Gravitasi-lah yang membuat mereka mengorbit pada satu titik. By the way, Milky Way hanyalah satu dari sekian Milyar Galaksi yang ada di seluruh penjuru semesta.

Dengan sistem yang sama, bumi dan 7 planet lain mengorbit pada sebuah bintang yang bernama matahari. Sekumpulan planet (dan material angkasa lain) yang mengorbit pada matahari disebut juga dengan istilah Solar System/ Tata Surya. Kenapa bumi mengorbit pada Matahari? Itu karna gravitasi. Gravitasi membuat bumi tidak terlepas dari orbit Matahari, sedangkan kecepatannya membuat Bumi juga tidak jatuh ke dalam Matahari. Sekiranya bumi diam tentulah akan jatuh kedalam matahari. Jadi bumi itu ibarat mengambang, tidak jatuh namun juga tidak terlepas.



Seorang anak kecil mungkin lebih mudah memahami gravitasi jika diperlihatkan sebuah besi yang menempel pada sebuah Magnet. Pada nyatanya memang gravitasi itu adalah proses terikatnya satu benda oleh benda lain karna sebuah gaya tarik. Namun adalah konyol membayangkan bumi sebagai magnet raksasa sedangkan kita sebagai besinya. Perumpamaan besi dan magnet itu hanyalah cara termudah mengembangkan nalar anak kecil. Pada nyatanya gravitasi dan medan magnet itu suatu hal yang jauh berbeda.

Di ruang hampa, massa yang sangat besar dapat menarik massa yang lebih kecil. Kita bisa membayangkan sebuah lapangan sepak bola jika dilempar ke ruang hampa maka dia juga memiliki gravitasi yang cukup untuk menarik bakteri, dengan catatan ruang itu benar-benar ruang hampa tanpa ada massa lain yang mengganggu gravitasi lapangan sepak bola tersebut. Intinya, semua massa memiliki gravitasi. Bahkan tubuh kita-pun memiliki gravitasi. Memang sulit membayangkan bahwa tubuh kita memiliki gravitasi karna semua yang ada diatas bumi terikat oleh gravitasi bumi. Jangankan kita yang menempel langsung pada bumi, bahkan bulan yang berjarak 370 ribu kilometer lebih saja masih terikat oleh gravitasi bumi. Satu-satunya cara untuk membuktikan bahwa setiap massa memiliki gravitasi adalah melihat fenomena yang terjadi di ruang hampa jauh di ruang angkasa sana.



Oke, masih seputar lapangan sepak bola yang dilempar ke ruang hampa. Kita bayangkan lapangan sepakbola itu memiliki skala massa yang sama dengan dengan bulan. Dengan massa yang cukup besar maka lapangan sepak bola itu akan memiliki cukup gravitasi yang terfokus pada satu titik pusat. Dengan gravitasi yang terfokus pada satu titik pusat maka material akan tertekan ke bagian inti sama rata sehingga memungkinkan perubahan bentuk lapangan sepak bola tersebut menjadi bulat seperti bola (meskipun agak pepat di bagian kutubnya). Nah sekarang kita sudah mendapatkan jawaban kenapa kebanyakan material angkasa berbentuk bulat, itu semua karna “ulah” gravitasi. Kenapa aku repot-repot memperbesar skala lapangan sepak bola tersebut? Itu karna material angkasa perlu massa yang cukup besar agar mendapatkan gravitasi besar yang memungkinkannya untuk membentuk wujudnya menjadi bola. Asteroid misalnya, adalah contoh benda angkasa yang tidak memiliki cukup massa sehingga tidak memungkinkannya berbentuk bola.

Sekarang kita coba perbesar lagi skala lapangan bola tadi menjadi sebesar merkurius. Jika lapangan sepak bola tadi tidak terganggu oleh gravitasi planet lain sehingga bisa langsung mengorbit pada pusat tata surya maka lapangan bola itu sudah bisa di sebut sebagai planet. Namun jika lapangan bola tadi terganggu oleh medan gravitasi planet lain dan mengorbit pada planet tersebut maka lapangan bola itu tidak layak disebut planet meski dengan ukuran merkurius, lapangan sepak bola itu akan disebut dengan satelit planet karna dia tidak mengorbit pada pusat tata surya dan justru mengorbit pada planet lain. Kenapa pula aku perlu memperbesar skala lapangan bola itu sehingga sebesar merkurius? Itu karna jika lapangan bola itu masih sebesar bulan maka dia akan bernasib sama seperti pluto yang di depak dari daftar planet dan turun kelas menjadi dwarf planet.



Dari penjelasan diatas semoga sudah bisa dipahami bahwa baik matahari, planet dan benda angkasa lain membentuk Solar System bukan peristiwa kebetulan tapi melalui proses. Pada awalnya tata surya kita hanyalah sekumpulan debu angkasa. Material angkasa mengumpulkan massa pada satu titik sehingga memiliki gravitasi yang cukup. Sekumpulan energi hidrogen yang superbesar terkumpul pada satu titik menjadi matahari (bintang). Dengan massa yang super besar maka matahari memiliki gravitasi yang cukup luas untuk mengendalikan solar system. Material angkasa di sekitar matahari pun mengumpulkan massanya masing-masing.

Planet dalam yang terdiri dari Merkurius, Venus, Bumi dan Mars tersusun dari material padat karna sebagian besar material gas “terhembus” menjauh oleh angin matahari. Material gas yang menjauhpun mengumpulkan massa-nya dan menjadi planet luar yang terbentuk dari sebagian besar material gas, mereka adalah Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus. Sementara itu antara planet dalam dan planet luar terdapat material angkasa yang gagal menjadi planet karna terganggu oleh medan gravitasi Jupiter, jadilah mereka sekumpulan asteroid yang bertebaran dalam orbitnya dan bersama-sama planet lain mengorbit pada matahari. Dibagian luar solar system juga terdapat material angkasa yang juga tidak memiliki cukup gravitasi untuk membentuk planet, material angkasa yang bertebaran bebas itu membentuk pola yang dinamakan Kuiper Belt. Sedangkan dibagian terluar yang sekaligus menjadi batas tata surya kita adalah Oort Cloud yang merupakan tempat Komet memperbarui diri.



Mungkin akan timbul pertanyaan, kenapa orbit setiap planet begitu bersih? Dalam tata surya kita memang tidak ditemukan 2 planet yang berada dalam 1 orbit, karna sekiranya pun ada material angkasa lain yang menghalangi orbit planet dia akan menyatu dengan planet tersebut dan membentuk planet yang lebih besar. Ambil contoh, sekiranya bumi ada di orbit Jupiter maka Jupiter akan menelan bumi sehingga menjadi Jupiter baru yang lebih besar. Namun sekiranya material planet tidak memiliki gravitasi yang cukup maka dia tidak akan dapat membersihkan orbitnya, ambil contoh Ceres (dwarf planet) yang berada di orbit yang sama dengan sabuk Asteroid.

Yeah, demikian tadi sekedar penjelasan tentang gambaran gravitasi. Setelah membaca ini diharapkan agar kita tidak salah mengerti tentang gravitasi, apalagi sampai membayangkan Bumi adalah Magnet raksasa sedangkan kita adalah besi. Sebagaimana Planet yang mengorbit pada matahari, matahari-pun terikat oleh gravitasi dari inti galaksi, bersama-sama dengan ratusan milyar bintang disekitarnya, matahari mengorbit padanya dan membentuk kesatuan Galaksi. Ada pertanyaan terakhir? Mungkin tentang inti Galaksi ya? Inti Galaksi sendiri bisa dikatakan sebagai pemilik gravitasi super hebat sehingga sanggup membuat ratusan Milyar bintang disekitarnya mengorbit padanya. 



Wujud inti Galaksi sendiri adalah black hole supermasiv. Kita tahu bahwa black hole memiliki kekuatan gravitasi luar biasa sehingga bahkan cahaya-pun tidak bisa luput darinya. Setiap massa yang berada disekitarnya sudah tentu telah di “santap” habis olehnya. Perlu massa yang sangat besar seperti bintang dan dengan jarak yang cukup jauh agar tidak tertelan oleh black hole. Alasan kenapa black hole memiliki gravitasi yang sangat kuat tidak lain karna besarnya massa yang dimilikinya. Perlu diingat bahwa massa yang besar tidak selalunya berukuran besar. Matahari yang dipadatkan hingga sebesar kelereng tetap tidak mengurangi jumlah massa-nya. Dan meski matahari itu hanya sebesar kelereng kekuatannya untuk menundukkan 8 planet masih tetap sama. Kira-kira begitulah gambaran black hole, massa yang super besar dan dipadatkan sepadat-padatnya.

Tuesday, 1 September 2015

Fenomena Otaku Di Indonesia



Obrolan Petang kali ini aku akan membahas seputar Otaku. Otaku secara bahasa berarti seseorang yang terobsesi dengan satu bidang khusus, dalam hal ini bidang tersebut berasal dari budaya Jepang. Otaku sendiri bermacam-macam jenisnya, dari Otaku Robot, Otaku Kereta Api, Otaku Komputer dan sebagainya. Namun di Indonesia, ketika seseorang mengatakan kata Otaku maka Otaku yang dimaksud adalah Otaku Anime, itu karna Otaku Anime lebih populer dibandingkan Otaku lainnya. Dalam artikel ini pula ketika aku menyebutkan Otaku tanpa tambahan embel-embel dibelakangnya berarti Otaku yang kumaksud adalah Otaku Anime.

Jika dijabarkan secara semestinya, Otaku seringkali dimaknai negatif sebab itu di Jepang banyak orang yang merasa malu disebut Otaku. Karna Otaku berarti seorang yang saking fanatiknya terhadap anime hingga mengabaikan kehidupan di dunia nyata. Namun, di Indonesia istilah Otaku mengalami pergeseran makna dari yang fanatik terhadap Anime menjadi yang sekedar hobby nonton Anime tanpa harus mengabaikan kehidupan di dunia nyata. Jadi jika kita mendengar kata Otaku di Indonesia maka sebenarnya yang dimaksud adalah Anime Lovers, yaitu pecinta anime yang tetap memperhatikan hubungan di dunia nyata. Tidak perlu berdebat tentang istilah Otaku yang tidak pada tempatnya ini karna di Indonesia populernya begitu.

Di Indonesia, Otaku membentuk kelompok sosial di dunia nyata maupun di dunia maya. Untuk masuk ke dalam dunia Otaku keberadaan internet sangat diperlukan. Kenapa demikian? Karna Otaku adalah hobby yang sulit ditekuni tanpa keberadaan internet.  Seseorang yang hanya tau Anime yang diputar di Televisi swasta saja belum bisa dikatakan sebagai Otaku. Para Otaku setidaknya harus mengetahui judul-judul Anime yang populer di kalangan Komunitas Otaku sehingga dia bisa ikut “nimbrung” dalam perbincangan Komunitas Otaku. Dan judul-judul populer tersebut hanya bisa didapatkan melalui internet. Pemasaran Anime dalam bentuk DVD masih sangat jarang ditemui di Indonesia.

Karna Anime yang dinikmati para Otaku tidak di “dubbing” ke bahasa Indonesia dan hanya menggunakan subtitle sebagai alat bantu bahasa, maka para Otaku menjadi cukup familier dengan bahasa Jepang. Beberapa bahasa Jepang pun menjadi bahasa gaulnya para Otaku. Sebab itulah kita bisa menemukan para Otaku menggunakan beberapa kosakata Jepang dalam perbincangannnya dengan sesama Otaku. Seperti menyebutan “kawai” yang berarti manis, “moe” yang berarti imut, “kakkoi” yang berarti keren, dan istilah-istilah lain yang sering terdengar dari Anime yang ditonton.

Dewasa ini keberadaan Anime genre Slice of Life dan School begitu populer, hal itu berpengaruh dengan bertambahnya pengetahuan para Otaku tentang budaya Jepang. Para Otaku tidak perlu lagi membaca buku-buku tebal untuk mengenal Jepang baik dari segi budaya, geografis, kultural, seni dan sebagainya karna  hal itu sudah digambarkan dalam Anime. Sebab itulah pola pikir dan budaya Jepang banyak terserap oleh para Otaku.




Komunitas Otaku tersebar diberbagai penjuru dan banyak diantaranya cukup terorganisir. Seringkali komunitas Otaku membuat pertemuan rutin dan mengadakan banyak kegiatan, dari sekedar diskusi Anime hingga pengadaan kompetisi sebagai ajang mengasah kreatifitas. Meski sering dipandang sebelah mata, banyak Otaku yang memiliki kreatifitas lebih dibanding umumnya masyarakat. Kreatifitas tersebut pun bentuknya beragam. Banyak Otaku terobsesi membentuk Band musik karna termotivasi dengan Anime yang ditontonnya, banyak pula Otaku mengasah kemampuan menggambarnya karna kecintaaannya pada tokoh Anime idolanya, juga kreatifitas dalam desain kostum untuk para cosplayer atau kemampuan berbahasa Jepang bagi para translator atau dalam menulis artikel sebagai sarana informasi para Otaku dan banyak kreatifitas lain yang dikembangkan.



Karna kesibukan terhadap hobby-nya para Otaku tidak memiliki waktu melibatkan diri dalam pergaulan bebas, terjerumus dalam Narkoba, mabuk-mabukkan, tawuran dan sebagainya. Para Otaku mungkin lebih seperti anak rumahan yang tidak suka berkeliaran tanpa tujuan. Meski begitu tidak dipungkiri bahwa tidak semua Otaku bisa jadi orang baik-baik, itu tergantung dari jenis Anime yang ditontonnya. Jika jenis Anime yang disukai Otaku tersebut lebih pada genre Ecchie, Hentai, Gore dan sejenisnya maka hal itu bisa menjadi pengaruh yang buruk bagi kepribadiannya. Jika tidak hati-hati memilah, tak jarang pula anime memberikan pengaruh budaya yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai agama, misalnya pada anime Yaoi, Yuri, Siscon, dsb.

Meski keberadaan Otaku memberikan pengaruh terhadap asimilasi dan akulturasi budaya, namun keberadaan Otaku tidak begitu berdampak terhadap Politik maupun Agama, karna komunitas Otaku terbentuk bukan bertujuan untuk melakukan gerakan namun lebih pada sekedar hobby. Walaupun Otaku bisa menjalani kehidupan bermasyarakat sebagaimana biasa, namun Otaku tetaplah memiliki sisi gelap. Sikap berlebihan dalam hobby Otaku bisa memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan sosialnya. Secara garis besar terdapat 4 macam gangguan Psikologis akibat sikap Otaku yang berlebihan, antara lain :

1. Weeaboo



Weeaboo atau lebih mudah jika menyebutnya Wibu adalah sebutan bagi seseorang yang bukan warga Jepang namun bersikap dan bertingkah laku seperti orang Jepang lebih daripada orang Jepang itu sendiri. Wibu memiliki kemiripan dengan ideologi Nazi Jerman pada perang dunia yang menganggap suatu bangsa merupakan bangsa pilihan. Hanya saja berbeda dengan Nazi, jika Nazi menyombongkan bangsanya sendiri sebagai ras pilihan dan merendahkan ras lain. Maka Wibu menyombongkan bangsa lain_ dalam hal ini Jepang_ sebagai ras pilihan, seorang Wibu akan mengkategorikan dirinya sebagai bagian dari Jepang dan berperilaku seperti orang Jepang kemudian merendahkan bangsanya sendiri seakan dirinya sudah terlepas dari bangsanya.

2. Hikkikomori



Berbeda dengan Wibu, Hikkikomori tidak begitu peduli dengan lingkungannya. Hikkikomori adalah sebutan bagi orang yang suka mengurung diri dan menjauhi kehidupan bermasyarakat. Banyak perbedaan pendapat seputar definisi Hikkikomori tapi aku pribadi lebih cenderung pada definisi Hikkikomori sebagai orang yang menjauh dari masyarakat, tidak harus selalu mengurung diri di kamar dan tidak pula harus Otaku. Meski begitu, Otaku memang rentan terhadap hal ini. Seorang Otaku biasanya akan selalu sibuk dengan Komputer-nya dan menghabiskan waktunya untuk menonton atau men-download Anime sehingga dia tidak memiliki waktu untuk mengenal lingkungannya. Kurangnya bersosialisasi menyebabkan kemampuan bermasyarakatnya payah, pada akhirnya dia merasa nyaman dalam kesendiriannya. Hikkikomori seringkali menjadi beban bagi keluarganya karna seorang Hikkikomori biasanya akan menjadi NEET, NEET merupakan kepanjangan dari Not Education Employing and Training alias pengangguran.

3. Chuunibyou



Chuunibyou adalah seseorang yang dalam tingkah laku dan gerak-geriknya meniru Anime yang ditontonnya, jenis Anime yang menyebabkan sindrom Chuunibyou biasanya adalah dari genre Action dan Fantasy. Contoh prilaku tersebut adalah seseorang yang melakukan pose tertentu kemudian mengucapkan Kamehame meniru Son Goku, tokoh Dragon Ball. Tidak ada yang aneh jika yang melakukan pose tokoh idolanya adalah seorang anak kecil, tapi tentu saja akan nampak konyol jika yang melakukannya adalah seorang remaja atau orang dewasa.

4. Nijikon




Dari keempat gangguan Psikologis tersebut yang paling parah adalah Nijikon. Nijikon adalah ketertarikan terhadap karakter Anime. Ketertarikan disini maksudnya adalah ketertarikan seksual atau bahasa halusnya adalah jatuh cinta dengan karakter Anime. Keberadaan Nijikon berakibat buruk bagi kelangsungan hidup suatu Negara. Pemerintah Jepang pun berupaya keras mengurangi keberadaan Nijikon. Nijikon adalah ketertarikan dengan lawan jenis dari tokoh Anime, bukan lawan jenis di dunia nyata. Memang, dengan keberadaan Nijikon bisa mengurangi tingkat pemerkosaan maupun pelecehan seksual, namun dalam jangka panjang tentunya bisa berakibat pada punahnya generasi karna tidak adanya bayi yang lahir. Pengidap Nijikon tidak tertarik untuk hidup berumah tangga karna dia hanya mencintai karakter 2D. 

Thursday, 16 April 2015

Indonesia Kebanggaanku



Ada banyak cara mendapatkan kebahagiaan, salah satunya adalah dengan bersyukur. Tentu saja, orang tidak akan pernah bisa dikatakan bahagia kalau setiap hari selalu dilalui dengan keluhan. Ada buanyaakk sekali hal yang harus kita syukuri. Tapi karna dalam Obrolan Petang kali ini aku ingin membahas tentang cinta tanah air, maka aku katakan, salah satu alasan kita harus bersyukur adalah karna kita telah ditakdirkan menjadi warga Negara Indonesia.

Banyak dari kita tidak menyadari betapa beruntungnya menjadi warga Negara Indonesia. Oke stop!! Jangan bicara tentang Politik maupun budaya Korupsi yang sedang melanda Negeri ini. Tapi lihatlah banyaknya kondisi yang sepatutnya membuat kita harus dan wajib bersyukur  karna telah menjadi warga Negara Indonesia.

Aku yakin, sebenarnya banyak warga Negara lain merasa iri dengan kita. Pertama, lihatlah iklim Negri kita yang begitu bersahabat. Indonesia terletak di garis Katulistiwa sehingga mendapatkan iklim tropis. Iklim tropis adalah iklim yang paling bersahabat dari segala iklim di dunia. Kita tidak harus mengalami cuaca panas yang ekstrim maupun cuaca dingin yang ekstrim.



Dengan iklim tropis yang ada, tidak hanya kita. Bahkan binatang dan tumbuhan merasa nyaman. Lihatlah betapa banyak spesies Fauna dan Flora yang dapat bertahan hidup di Negri kita. Pohon-pohon rindang dapat dengan mudahnya kita tanam dipekarangan rumah untuk kemudian hasilnya bisa kita nikmati. Rambutan, Sawo, Jeruk, Pisang, Durian, Nanas, Manggis, de el es be dapat dengan mudah kita jumpai. Meskipun kita tidak turut menanamnya, kita masih bisa membelinya dengan harga yang sangat terjangkau. Di Negri lain, kita mungkin akan dibuat bosan dengan jenis buah yang itu-itu saja, tapi di Indonesia? Kita tinggal beli Sup Buah untuk menikmati beragam jenis buah-buahan dalam satu mangkuk.



Makanan pokok pula tak perlu susah-susah menanamnya. Tanah kita cocok untuk beragam jenis makanan yang kaya akan karbohidrat. Jika kita tinggal di Pegunungan, kita bisa menanam Jagung. Jika kita tinggal di dataran rendah, kita bisa menanam padi. Selain itu kita masih bisa mengkonsumsi beraneka jenis pangan penambah energi alternatif seperti ketela dan kentang. Singkatnya, kita dianugrahi Negri yang sangat subur seperti Negri kaum Saba’. Bedanya, Negri Saba’ akhirnya dilanda banjir besar yang menyebabkan pohon-pohonan disana tidak lagi menghasilkan buah yang manis. Sementara tanah di Negri kita, hingga kini masih begitu subur sebagaimana Negri Saba’ di masa lalu. Maka nikmat Tuhan-mu yang manakah yang kamu dustakan?

Dari segi Geografis, Negri kita sangat strategis dan dilalui oleh jalur perdagangan Luar Negri. Para pedagang  daratan Eropa atau Asia Timur mau tidak mau akan melintasi perairan kita untuk memasarkan dagangannya ke Asia dan Amerika, begitu pula sebaliknya. Dengan begitu, kita bisa menikmati beragam produk dagangan Mancanegara. Sebab itulah Indonesia tidak begitu tertinggal dalam hal menikmati produk Mancanegara.



Dari segi Budaya. Bisa dibilang tak ada Negara lain di dunia ini yang sanggup menandingi banyaknya keanekaragaman Seni dan Budaya Indonesia. Indonesia memiliki jumlah pulau terbanyak di dunia. Karna Indonesia adalah Negri kepulauan, maka antara satu dan lain tempat terpisah oleh lautan. Sebab itulah, tiap pulau bisa secara mandiri mengembangkan budayanya sendiri sehingga keanekaragaman budaya kita begitu berlimpah. Kita memiliki nilai lebih dibanding Negara lain dari segi Kesenian, Makanan Khas, bahasa, flora, fauna dan sebagainya.



Kesuburan tanah yang kita miliki, membuat Negri kita begitu kaya akan rempah-rempah. Dengan banyaknya jenis rempah-rempah yang dihasilkan menyebabkan banyaknya variasi masakan yang dapat kita buat. Kita tidak akan bosan dengan jenis masakan yang itu-itu saja. Kita bisa mengkombinasikan rasa manis, pedas, asin dan gurih sekehendak kita, dan mengarang jenis masakan sebanyak yang kita mau. Banyak dari kita kurang mensyukuri hal ini. Akupun baru menyadari ketika meninggalkan Indonesia. Karna terbiasa dengan masakan Indonesia yang kaya akan rempah-rempah maka tidak mudah menyesuaikan diri dengan citarasa masakan luar negri yang terasa hambar dan “anyep”.



Indonesia memiliki perairan yang begitu tenang. Karna aku sendiri pernah menjadi pelaut, maka aku bisa membandingkannya. Aku pernah merasakan seramnya melintasi Lautan Afrika dengan badainya yang menggulung, atau Lautan Argentine – Folkland yang sedingin es, atau Lautan Phillipines dengan Tornadonya. Selain ombaknya yang tenang, Lautan Indonesia begitu kaya akan keanekaragaman jenis perikanan. Dari Tuna, Baracuda, Tongkol, Lobster, Teri, de el es be banyak dijumpai di Lautan Indonesia.



Sebenarnya masih ada baaanyakk sekali alasan kenapa kita harus merasa bersyukur karna telah ditakdirkan menjadi rakyat Indonesia. Tapi poin-poin diatas aku rasa sudah cukup menggambarkan betapa kita harus bersyukur karna kita lahir di Indonesia, bukannya di Negara lain. Sebuah negri yang oleh orang Timur Tengah sana sering dikatakan sebagai gambaran Syurga. Meskipun… yeah, kita masih harus menghadapi banyak sekali Pe-er tentang kualitas sistem pemerintahan yang semrawut.


Meski begitu kita tak boleh berputus asa, sebagaimana kita telah berhasil melewati era Orde Baru yang penuh kesewenang-wenangan menuju era Reformasi. Hutang-hutang Negara di masa Orde Baru memang masih menumpuk, namun tatkala kita mendapatkan pemimpin yang tepat, aku yakin Negeri ini akan sanggup melunasi hutang-hutangnya untuk kemudian berkembang secara mandiri tanpa bergantung pada pihak lain… semoga. Kita telah memasuki era Reformasi dan itu merupakan satu tahap menuju kesuksesan. Era Reformasi berarti era dimana Rakyat tidak hanya menjadi penonton pertunjukan drama pemimpin Negri tapi juga turut andil didalamnya dan menjadi kendali bagi Pemerintahan agar tetap berpihak pada kesejahteraan Bangsa.

 
biz.